For all, terutama cebong: saya tidak tersangka, hanya terperiksa. Apa yg saya alami tidak pro justisia. Hukum tidak menyatakan saya melakukan tindakan kriminal.
--- andi arief (@AndiArief__) March 9, 2019
Sepertinya bangga sekali lolos dari jeratan hukum. Padahal ya hanya kebetulan. Sekaligus karena POLRI memang bekerja profesional menindak sesuai alat bukti. Jika menyimak keterangan Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di gedung BNN, Cawang, Rabu (6/3) kemarin,
"...disimpulkan bahwa tidak ada barbuk narkotika pada kasus ini, kecuali alat atau sarana menggunakan narkotika jenis sabu,"
Lalu,
"...Saudara AA dikategorikan sebagai pengguna narkotika. Terhadap kasus ini tidak dilanjutkan ke penyidikan,"
Karena kebetulan tak ditemukan barangnya, sehingga seperti prinsip sebab akibat, polisi memang menemukan akibatnya yaitu zat-zat narkotika di tubuh Andi Arief, namun narkotikanya sendiri tidak ada.
Namun tetap saja Andi Arief sudah tercoreng sebagai pengguna dengan bukti tak terbantahkan. Juru bicara Badan Narkotika Nasional Sulistyo Pudjo menegaskan,
"Berdasarkan hasil assessment, Andi Arief merupakan pecandu yang sudah rutin mengkonsumsi narkotika,"Â
Pada kasus lain, yang heboh juga yaitu tertangkapnya artis Zul Zivilia. Yang tertangkap tangan dengan sabu seberat 9,5 kilogram dan ekstasi sebanyak 24.000 butir, dan bahkan hasil penyidikan selanjutnya dia adalah pula pengedar level kakap, tentu nasibnya berbeda jauh pula.
Jika diperbandingkan, Andi Arief masih bisa tidur dikasur empuk, Zul Zivilia sedang menunggu tiang gantungan. Resiko pemakai vs resiko pengedar. Namun dua-duanya hanya soal kebetulan, yang kadang beruntung kadang sial. Namun, jika sial  tak ada ampun.
Perlu menjadi perenungan bersama bahwa kejamnya narkoba bisa mengubah mereka yang di puncak menjadi terbanting menghantam bumi (sakitnya).
Andi Arief, seorang aktivis '98, bahkan karirnya meroket hingga menjadi wasekjen Partai Demokrat setelah menghisap kenikmatan sesaat, lalu ketika tertangkap semua kehormatannya lenyap bak kepulan asap candu. Semu, tapi celanya selamanya. Mungkin hanya cuitan twitternya yang sekarang menemaninya, sisa-sisa eksistensinya yang makin meredup.
Zul Zivilia, sebenarnya pernah mencapai puncak ketenaran saat lagunya hits "Aishiteru" diputar dan akrab nadanya di setiap telinga memandu rindu para kekasih yang sedang dimabuk asmara. Sayangnya, kreatifitasnya tak terus dikembangkan konsisten.
Di masa surutnya, malah tergoda uang cepat hanya dengan antar-antar paket narkoba, begitu sindikat terbongkar. Kita doakan, dia segera tobat kembali apapun hukumannya nanti yang diketok Pak Hakim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H