Mungkin benar mimpinya besarnya agar sebagian besar rakyat menjadi pengusaha mapan, pilot, insiyur ternama, dan seterusnya. Namun menjadi tak membumi karena pekerjaan tukang ojek seakan dianggap hina. Faktanya Gojek  secara entitas startup, itu termasuk perusahaan Indonesia yang mencapai kategori Unicorn.
Ya, mitra gojek onlinenya sangat besar bahkan bisa mensejahterakan sekedar ojek pangkalan dengan order kembang kempis, menjadi ojek online dengan kecanggihan teknologi plus order yang tiada habisnya (baca : sampai ga kuat narik)
Penulis pun bingung, sebenarnya apa yang dituju mengenai tema kampanyenya mengapa bisa saling tumpang tindih secara kontraproduktif begitu. Prabowo harus berbeda dengan Orbanya Suharto, seenak-enaknya Suharto jelas nikmat masa kini. Prabowo pun harus menjadi masa kini bukan kembali ke jaman Suharto. Jaman Suharto dimana demokrasi terkungkung, sudah berlalu.
Cara-cara tak demokratis sudah lama ditinggalkan. Kini era transparansi logis. Mengritik presiden sangat bebas asal mengindahkan etika, dan bukan fitnah. Tapi membawa-bawa massa agama jelas tak pas untuk demokrasi.
Selanjutnya era kekinian adalah kreatifitas, bisa jatuh di lubang yang sama lagi karena meremehkan tukang ojek yang kini sangat modern dan penghasilannya bahkan bisa mengalahkan UMR. Setidaknya Gojek sudah terbukti besar dan mendunia, akan makin berat jika sentimenya dijadikan senjata makan tuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H