Ketika pertunjukannya, iringan musik Tari Ratoh Jaroe berupa rapai menjadi alat musik yang digunakan untuk melengkapinya. Alat musik rapai ini termasuk jenis perkusi yang cara memainkannya adalah dengan dipukul. Bentuk dari rapai sendiri tidak jauh berbeda dengan rebana yang dibuat dari bahan dasar kulit binatang dan kayu. Untuk pengiring ini masyarakat Aceh menyebutnya dengan nama Syahi (orang yang menabuh rapai). Bukan hanya itu saja, pertunjukan tarian ini juga akan dilengkapi oleh alunan syair dari vokalis yang biasanya berada di sisi kiri atau kanan penari. Vokalis tersebut akan menyanyikan berbagai alunan syair bernuansa Islam yang mengandung nasihat sesuai ajaran agama Islam dalam bahasa Aceh.
Perkembangan Tarian Ratoh Jaroe
Di dalam tarian ini sangat menonjolkan rasa kekompakan, sopan santun, keagamaan, kepahlawanan dan kebersamaan. Dari semua aspek inilah yang jika dipadukan secara rapi dan baik membuat para penonton terpukau dalam pembukaan Asian Games 2018 yang diadakan di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Pada penampilan tersebut, Tari Ratoh Jaroe ini dibawakan 1.600 penari wanita dari berbagai murid SMA di Jakarta. Pemakaian tari ini sebagai pentas pembuka berskala internasional tersebut menjadi salah satu bentuk usaha yang dilakukan pemerintah dalam mengenalkan budaya tanah air.Â
Bukan hanya itu saja, sampai-sampai perkembangan tari ini tidak mengalami modifikasi secara signifikan sebab sangat mempertahankan nilai-nilai keaslian sejak awal diciptakan. Selain menjadi pembukaan Asian games 2018, Tari Ratoh Jaroe juga pernah menarik perhatian masyarakat Indonesia dan mancanegara lainnya dalam rangka menyambut Hut Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ke-41, dengan dihadirkan 6.600 penari Ratoeh Jaroe massal. (Fiva Tamara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H