Perpustakaan pada umumnya merupakan suatu sarana yang menjadi pusat penyedia informasi terbesar di suatu lembaga. Kehadiranya dapat membantu untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan informasi para pemustaka melalui koleksi yang dimilikinya. Perpustakaan juga memiliki peran yang sangat penting dalam hal mencerdaskan anak bangsa. Ia dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk bisa menguasai ilmu-ilmu pengetahuan baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
Demikian juga dengan perpustakaan di lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang didirikan langsung oleh pihak sekolah dengan tujuan untuk dapat menunjang serta membantu pembelajaran di sekolah agar berjalan dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, perpustakaan harus dikelola dengan baik agar perpustakaan dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
Seperti halnya pada Perpustakaan SD Negeri 4 Ngasem yang berada di dusun Babaan, desa Ngasem, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Pada umumnya, pengelolaan koleksi di perpustakaan ini kurang efesien. Tidak adanya pustakawan tetap membuat perpustakaan kurang teratur dan terarah.
Koleksi-koleksi yang ada di dalamnya masih kurang tertata rapi, banyak jenis koleksi yang masih tercampur antara satu dengan yang lain. Dengan pengelolaan yang demikian, menjadikan perpustakaan ini kurang dapat perhatian dari para siswa dan siswi di sekolah tersebut.
Secara geografis, letak perpustakaan sudah baik yaitu mengarah langsung ke lapangan dan tidak terpencil di sudut ruangan. Namun ruang perpustakaan yang berada di sekolah tersebut juga digunakan untuk ruang Laboratoriun dan juga sanggar pramuka. Dari hal ini dapat dilihat jika fungsi dari ruangan sendiri masih kurak efektif.
Selain itu pengelolaan koleksi masih dilakukan secara manual. Pelabelan pada koleksi ditulis menggunakan spidol pada kertas kemudian di potong dan ditempelkan pada koleksi-koleksi tersebut.
Dari berbagai kendala tersebut, kami anggota KKM-DR (Kuliah Kerja Mahasiswa) UIN Malang  yang sedang dalam masa pengabdian di sekolah tersebut bersepakat untuk memperbaiki ulang penataan koleksi dan juga mengenalkan serta menerapkan salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk pengelolaan koleksi perpustakaan yaitu SLiMS
SLiMS atau Senayan Library Management System merupakan salah satu perangkat lunak yang bersifat open source dengan berbasis jaringan web yang di desain untuk memenuhi kebutuhan automasi di perpustakaan.
Penerapan SLiMS di perpustakaan ini bertujuan untuk membantu proses pelabelan dan juga pencatatan katalog buku secara otomatis tanpa penulisan secara manual seperti sebelumnya. Manfaat dari penerapan ini bisa mempercepat dan juga mempermudah proses pelabelan koleksi perpustakaan.
Proses pertama yaitu pengelompokan buku berdasarkan jenis buku yang ada. Bagi buku yang sudah tidak lagi di gunakan maka akan disisihkan di dalam kardus dan di tata serapi mungkin. Kemudian dilanjutkan dengan mendata jumlah buku yang ada di perpustakaan dan di masing-masing kelas. Data ini akan berguna untuk mengisi jumlah eksemplar dari masing-masing buku yang akan di input kedalam aplikasi SLiMS.
Proses selanjutnya, kami menginput data dari koleksi-koleksi  yang ada di perpustakaan kedalam aplikasi SLiMS tersebut. Data yang di input mulai dari judul buku, nama pengarang, edisi buku, tahun terbit, tempat terbit, nama penerbit, subjek, nomor klasifikasi, nomor panggil, dan juga ISBN dari buku-buku tersebut.
Nomor klasifikasi tiap buku jelas berbeda. Pedoman yang kita gunakan yaitu dari DDC atau Dewey Decimal Classification yang merupakan sebuah sistem tentang klasifikasi buku di perpustakaan yang diciptakan pada tahun 1876 oleh Melvi Dewey. Kebanyakan dari koleksi yang ada di perpustakaan ini adalah buku paket sekolah tentang Tema 1 sampai dengan tema 9 yang berarti menggunakan klasifikasi nomor 370.
Klasifikasi buku tersebut juga berguna untuk Nomor panggil  yang akan digunakan untuk nama dari label buku tersebut. Untuk membuat nomor panggil yaitu:
- Menentukan nomor klasifikasi buku tersebut
- Menuliskan 3 huruf pertama dari nama pengarang dengan huruf kapital. Contoh nama pengarang "Yanto", maka huruf yang di ambil hanya YAN
- Huruf pertama dari judul buku ditulis dengan huruf kecil. Contoh judul buku "Pengalamanku", maka huruf yang dicantumkan adalah p
Dalam proses penginputan data buku juga didampingi dengan proses pembuatan eksemplar atau copyan dari jumlah buku yang ada. Untuk pembuatan eksemplar ini dibutuhkan pemahaman yang jelas dalam pembuatan kodenya, karena tiap buku tidak diperbolehkan mempunyai kode eksemplar yang sama. Oleh karena itu kita harus membuat kode unik dimana antara satu buku dengan buku lainya tidak memiliki kode yang sama.
Contoh kode eksemplar yang di gunakan dalam proses ini yaitu TEM2II3001. Artinya, buku ini merupakan buku dengan judul TEMA 2 untuk kelas II yang merupakan edisi ke-3 dengan jumlah copy an buku ke-1. Angka pada kata terakhir bisa berubah tergantung dengan jumlah buku koleksi yang dimiliki, jika contoh buku diatas memiliki 24 jumlah buku, maka kode untuk buku tersebut sampai dengan TEM2II3024.
Setelah semua eksemplar buku sudah terinput, maka langkah selanjutnya adalah mengelompokan file eksemplar tersebut berdasarkan warna label buku. Sebagian besar koleksi yang ada di perpustakaan ini merupakan buku tema, oleh karena itu untuk membedakan tiap labelnya kita menggunakan kertas warna yang berbeda dari tiap-tiap buku tersebut.
Proses print out dilakukan berdasarkan label dengan warna yang sama, kemudian lanjut dengan proses pemotongan kertas label. Pada proses yang terakhir yaitu pemasangan label pada masing-masing koleksi. Proses ini dapat dikatan sebagai proses pelabelan buku menggunakan label yang sudah tercerak berdasarkan dengan nomor panggil dari masing-masing buku.
Setelah semua koleksi sudah terlabeli dengan rapi, untuk penutupan kami mengadakan pelatihan tentang penggunaan SLiMS kepada seluruh bapak dan ibu guru yang ada di SD Negeri 4 Ngasem. Pelatihan ini berisikan tentang cara penginputan data koleksi, pembuatan eksemplar, dan juga penyetakan label untuk koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan. Tujuan dari pelatihan ini agar para guru bisa menggunakan aplikasi SLiMS dalam proses pelabelan sehingga dapat mempermudah serta mempercepat proses pelabelan di setiap koleksi yang ada.
Harapan dari adanya pelatihan SLiMS tersebut adalah ketika masa pengabdian di SD Negeri 4 Ngasem sudah selesai, para guru dapat menggunakan aplikasi tersebut dengan sebaik mungkin dan juga ada ilmu serta pengetahuan baru yang kami tinggalkan dan semoga bermanfaat untuk pengolahan perpustakaan selanjutnya.