Dosis suplemen vitamin D harian 2000 IU (50 μg) dianggap sebagai pendekatan yang wajar untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin D, karena dosis konvensional seperti 600-800 IU (15-20 μg) mungkin tidak cukup bagi banyak orang untuk mencapai kadar target 25(OH)D minimal 50 nmol/L (20 ng/mL). Beberapa faktor, seperti obesitas, sindrom malabsorpsi, atau obat yang mengganggu metabolisme vitamin D, memerlukan dosis yang lebih tinggi. Dosis 2000 IU per hari dapat lebih efektif dan aman daripada dosis lebih rendah, yang mungkin tidak mencukupi kebutuhan pasien.
Meskipun status vitamin D dipengaruhi oleh variasi musiman, dengan kadar lebih tinggi di musim panas dan lebih rendah di musim dingin, penyimpanan vitamin D dalam jaringan tubuh dapat mengurangi fluktuasi musiman tersebut. Oleh karena itu, dosis konsisten sepanjang tahun (2000 IU) disarankan, karena uji klinis besar belum menyesuaikan dosis dengan musim. Dosis vitamin D 2000 IU per hari disarankan, yang aman dan efektif, meskipun pedoman nutrisi mungkin lebih rendah. Suplementasi vitamin D ini penting untuk mengatasi defisiensi yang meluas, meskipun gaya hidup sehat dan fortifikasi makanan vitamin D adalah prioritas utama.
Kesimpulan
Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium dan kesehatan tulang melalui konversi menjadi bentuk aktifnya, 1,25-dihidroksikolekalsiferol, yang terjadi di hati dan ginjal. Selain itu, vitamin D memengaruhi suasana hati dan kognisi dengan mengatur produksi serotonin dan melatonin di otak dan jaringan perifer. Waktu terbaik untuk berjemur adalah antara pukul 10.00-12.00, namun durasi paparan harus dibatasi untuk mencegah kerusakan kulit. Penggunaan tabir surya tetap dianjurkan tanpa menyebabkan defisiensi vitamin D. Dosis suplemen 2000 IU per hari dianggap optimal untuk mencegah defisiensi, mengingat dosis yang lebih rendah mungkin tidak cukup untuk sebagian orang. Suplementasi konsisten sepanjang tahun penting untuk menjaga status vitamin D yang cukup, meskipun gaya hidup sehat dan diet seimbang tetap menjadi prioritas utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H