Mohon tunggu...
Fitriyani Sinaga
Fitriyani Sinaga Mohon Tunggu... Jurnalis - PEMBELAJAR | Menulis bila Senggang | Pendaki Gunung | Ruanghutani.blogspot

Ketik saja nama lengkapku di Google, daripada kamu kepo lewat rubrik ini karena akun Kompasianaku banyak, bukan hanya ini. Hello, mari berbagi Informasi tentang Sosial, Kultur budaya, Hutan dan Lingkungan hidup. Saya Naga, seorang pembelajar yang menyenangi membaca dan menulis Jurnal ilmiah. Acap kali juga ngopi dengan penjaga toilet, satpam dan tukang parkir di pinggiran jalan . Kadang mendaki gunung dan memancing ikan dilaut. Masa kecilku Sering nongkrong di sawah bersama petani dan mengembala kerbau di Ladang. saya juga kadang senggang di ForesterAct.com| www.Kesah.id | Mongabay.id |www.Fkkm.org| CSF.or.id | Spotify.Ngaji budaya&Hamparan kata Fitriyani Sinaga| Kompas.id Fitriyani Sinaga| Times Indonesia.Fitriyani Sinaga| BorneoCorner.com| Kompasiana.Fitriyani Sinaga| Forest Space| Ruanghutani.blogspot.com| Kumparan.Fitriyani Sinaga | Youtobe Fitriyani Sinaga | Youtobe Borneocorner Creatif | Weibo akun.Nagaf3 | Bila sedih kadang berPuisi dan menulis cerpen untuk dimemgobati luka | YUK BERTEMU, LEBIH ASIK

Selanjutnya

Tutup

Nature

Forest City : Kaltim Pusat Tumbuhan Endemik untuk Cegah Kepunahan Satwa

19 Mei 2020   10:54 Diperbarui: 1 Maret 2021   17:45 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hilangnya wilayah kelola tradisional yang  menunjang konservasi keanekaragaman hayati seperti kebun buah tradisional, kebun rotan tradisional, hutan-hutan tradisional, areal pohon penghasil madu, areal penghasil damar dan tengkawang dan areal perburuan tradisional dapat mengakibatkan tersingkirnya masyarakat adat dari kawasan tersebut dan tergilas oleh pembangunan IKN juga ikut disoroti olehnya.

 Kawasan Terdampak

Diketahui ada  13 wilayah adat di sekitar ibu kota baru yg akan berpusat di kecamatan sepaku, PPU, dan kecamatan samboja , Kutai kartanegara, merujuk pada pemetaan aliansi masyarakat adat nusantara.  Serta 4 desa komunitas adat dayak paser di wilayah yang di tunjuk presiden Joko Widodo menjadi pusat Ibu Kota baru  yaitu mentawir,sepaku, semoi dua, maridan.

Warga dayak paser sangat  berpontensi kehilangan hutan yang meniadi sumber penghidupan Hingga persembahan sacral adat .  Sangat Perlu mempertahankan  kearifan tadisional dan kawasan kelola tradisional dalam pemanfaatan flora dan fauna pada masyarakat lokal di kawasan IKN dan sekitarnya dan pastikan mereka tidak tergusur dari tempat tinggalnya

” konsep Forest city pemerintah harus memberi  ruang  Pengembangan budaya lokal dalam kawasan IKN, agar nuansa budaya adat asli Kalimantan tidak punah dengan adanya IKN serta dapat memperkaya nuansa ekosistem IKN, Jelas Paulus Matius.  

Wawancara langsung ruangan Laboratorium

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun