Mohon tunggu...
fitri Ramadani dan adil
fitri Ramadani dan adil Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa dan dosen pembimbing

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Wilayah Manajemen Operasional pada UMKM Bintang Laut

14 Juni 2023   18:20 Diperbarui: 14 Juni 2023   19:19 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber : inmarketing

Analisis Wilayah Manajemen Operasional Pada UMKM Bintang Laut

Fitri Ramadani dan Adil,SE,SY,S.M,M.M

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO

email : 1. fitrirhamaadani@gmail.com

               2. adil@umpalopo.ac.id

Management Study Program Faculty of Economic and Business,Universty of Muhamammadiyah Palopo ,Jl.Jend Sudirman No.Km.03,Binturu,Kec.Wara Selatan,Kota Palopo

ABSTRAK

Salah satu UMKM yang ada di  Kabupaten Garut  memproduksi benang gelasan adalah UMKM Bintang Langit . Produk ini terbilang unik karema di pakai untuk main layangan pada musim kemarau yang  menjadikan produk ini  menerjang sampai pasar Ekspor. Dan UMKM Bintang Langit  dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri, namun di wilayah yang rantai pasokannya kini dapat melakukan distribusi digital. Penelitian ini menggunakan metodologi deskrift dan kualitatif.Memanfaatkan teknik pengumpulan data melalui observasi, penelitian, dan kerja lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis ,manajemen operasional UMKM Bintang Langit ,dan  Lima keputusan dalam Wilayah Manajemen Operasional yaitu Lokasi, Tata, dan juga  Desain Produk pada UMKM Bintang Langit. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1) Manajemen operasional UMKM Bintang Langit, dan 2) keputusan pada Wilayah Manejemen Operasional, yaitu Desain Produk, Manajemen Kualitas, Desain Proses dan Kapasitas, Lokasi, dan Tata letak pada UMKM Bintang Langit.

Kata kunci: Desain Produk, Desain Proses dan Kapasitas, Lokasi, Manajemen Operasional, Manajemen Kualitas, Tata Letak, UMKM

 

ABSTRACT

One of the UMKMs in Garut Regency that produces glass yarn is the Bintang Langit UMKM. This product is unique because it is used to play kites during the dry season which makes this product hit the export market. And Bintang Langit UMKM can meet domestic market demand, but in areas where the supply chain is now able to carry out digital distribution. This study used a descriptive and qualitative methodology. Utilizing data collection techniques through observation, research, and fieldwork. This study aims to understand and analyze the operational management of Bintang Langit UMKM, and the five decisions in the Operational Management Area, namely Location, Layout, and also Product Design at Bintang Langit UMKM. The objectives of this study were to identify and analyze: 1) Bintang Langit UMKM operational management, and 2) decisions in the Operational Management Area, namely Product Design, Quality Management, Process Design and Capacity, Location, and Layout in Bintang Langit UMKM.

Keywords: Product Design, Process and Capacity Design, Location, Operational Management, Quality Management, Layout, UMKM

1.PENDAHULUAN

Manajemen operasional adalah proses mengubah sumber daya yang tersedia menjadi hasil yang lebih bermanfaat daripada sebelumnya manajemen operasional sangat penting bagi bisnis untuk mencapai tujuannya dalam skala global,optimalisasi keseimbangan data internal diperlukan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif, dan harus ditangani melalui perbaikan proses yang berkelanjutan. Pentingnya manajemen operasional dalam bisnis atau organisasi dapat dilihat dari fakta bahwa produksi barang terjadi di suatu wilayah, dan produksi barang adalah akibat langsung dari kehadiran bisnis apa pun, besar atau kecil, di setiap skala. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu jenis organisasi yang mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia dan fakta bahwa UMKM secara historis telah memiliki pemain kunci dalam inisiatif ekonomi domestik.

Suatu bisnis membutuhkan aturan persaingan agar dapat terus berkembang. Optimalisasi saldo data internal adalah kondisi yang diperlukan untuk setiap bisnis yang ingin mempertahankan keunggulan kompetitif. Tim manajemen operasional (mo) mungkin terlibat dalam persaingan utama untuk mengungguli dan memperkuat keunggulan kompetitif tersebut. Sutawidjaya dan nugroho (2016) menjelaskan bahwa manajemen operasi adalah bagian dari teori manajemen, dan bahwa manajemen mengacu pada studi tentang bagaimana mengelola pekerjaan seseorang melalui kerjasama, koordinasi, dan komunikasi dengan orang lain. Akibatnya, manajemen sering disebut sebagai studi tentang bagaimana mengelola orang lain. Lebih baru lagi, sutawidjaya dan nugroho (2016) menjelaskan bahwa manajemen operasional adalah strategi manajemen terbaik untuk menggunakan berbagai sumber daya sehari-hari dalam suatu organisasi. . Sumber daya ini mencakup perjanjian tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan baku, dan bahan lainnya dalam proses mengubah sumber daya sehari-hari menjadi produk seperti batangan atau layanan. Dengan demikian, proses manajemen operasional yang berubah atau mentransformasi terdiri dari input-proses dan output.

Aspek-aspek manajemen operasional sebagai salah satu model strategi untuk bersaing dan menjadikan bisnis atau industri yang terbaik di antara para pesaingnya termasuk komponen ,Manajemen operasional mengubah proses produksi dari awal input hingga titik di mana produk diproduksi. Input yang dihasilkan akan menghasilkan output yang efektif dan efisien asalkan ada pengawasan operasi yang cermat. Karena kebutuhan akan alat yang dapat menampilkan hasil produksi, maka bisnis UMKM saat ini membutuhkan semacam proses manajemen operasional untuk menghasilkan barang yang berkualitas, tahan lama, dan juga memiliki daya saing yang baik.

Satu-satunya UMKM di Kabupaten Garut yang berada di masyarakat Kadungora memproduksi benang gelasan, namanya UMKM Bintang Langit. Benang Gelasan ialah sebuah benang layang-layang yang sudah didegradasi dengan campuran serbuk kaca halus dan bahan perekat agar kuat dan sulit putus. Fakta tentang produk benang gelasan menunjukkan bahwa produk tersebut diproduksi masing-masing pada periode tiba atau musim panas. Untuk mencegah agar layangan tidak cepat dipatahkan oleh layangan lawan maka digunakan benang gelasan untuk adu layangan. Fenomena yang terjadi di UMKM Bintang langit, yaitu kapasitas yang dihasilkan belum optimal, karena proses produksi dikerjakan oleh pemiliknya sendiri, dengan kata lain belum adanya desain sumber daya manusia dan sistem kerja yang tepat dalam memproduksi benang gelasan tersebut secara optimal. Tentunya hal ini memungkinkan akan berpengaruh terhadap keputusan pada wilayah manajemen operasional yang lainnya.

2.METODE PENELITIAN

Sesuai dengan jenis data yang tersedia, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena dilakukan dalam setting yang alami,juga disebut sebagai metode etnografi karena pada awalnya lebih sering digunakan untuk penelitian tentang bidang antropologi kehidupan sehari-hari, dan disebut sebagai metode penelitian kualitatif karena datanya banyak dan analisisnya dianggap kualitatif. Sedangkan berdasarkan tujuan penelitian, metode yang digunakan adalah deskriptif motorik. Menurut Nazir (2014), metode analisis deskriptual merupakan salah satu alat untuk menentukan status umat manusia secara keseluruhan, serta objek tertentu, kondisi, sistem pemerintahan, atau bahkan peristiwa terkini. menggunakan metode deskriptif tersebut di atas mengingat kebutuhan mendesak saat ini untuk memahami dan menganalisis sistem manajemen operasional yang dikenal dengan UMKM Bintang Langit.Peneliti itu sendiri adalah yang menjadi instrumen atau alat penelitian dalam penelitian ini, Peneliti bertindak sebagai pengamat fenomena yang berada pada UMKM Bintang Langit, artinya peneliti berperan sebagai pengamat penuh. Sebaliknya, situasi yang diamati untuk mengakhiri studi, yaitu situasi di UMKM Bintang Langit di bawah ini, di mana semua pihak terlibat dalam kegiatan, tidak akan digeneralisasikan; sebaliknya, itu akan diterapkan pada situasi sosial lain yang memiliki rangkaian keadaan serupa atau terkait yang sedang dipelajari. Orang yang terpilih sebagai nominator adalah pemilik UMKM Bintang Langit. Teknik pengumpulan data melalui observasi, penelitian, dan penerapan konsep-konsep kunci.


3.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Manajemen Operasional UMKM Bintang Langit

UMKM Bintang Langit merupakan usaha munfaktur yang memproduksi produk yang dibutuhkan untuk bermain layang, khususnya benang gelasan. Dikarenakan perusahaan UMKM tersebut belum memiliki pegawai,maka  Bapak Agus yang  turun tangan untuk menjalankan manajemen operasional di benang pembuatan gelasan. Hal itu ia lakukan untuk mengawasi POAC (perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan kontrol) serta semua kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan operasional di wilayah Bintang Langit perusahaan.Oleh karena itu, setiap aspek operasional Kegiatan POAC di lima wilayah yang ditunjuk, termasuk desain barang, sistem manajemen mutu, desain proses dan kapasitas, penempatan bisnis, dan penandaan tata letak, menjadi pertimbangan pemilik bisnis.

Jika dapat disimpulkan dari teori yang mendasari bahwa manajemen operasional UMKM Bintang Langit adalah seperangkat tujuan yang ingin dicapai dengan bantuan orang lain, maka POAC di lokasi tersebut mungkin relatif sulit dicapai ketika tidak ada orang yang tersedia untuk itu. membantu. Namun secara empiris di lapangan, pemilik UMKM Bintang Langit relatif mampu melakukan POAC dalam kerangka pengelolaan operasional yaitu mentransformasikan produk, dari bahan mentah, melalui beberapa tahapan proses, sehingga menghasilkan output berupa benang kaca. yang memiliki nilai bagi konsumen, dan lebih menguntungkan. Namun, situasinya tidak ideal; Padahal, kata Bupati Garut Rudi Gunawan, pejabat itu kecewa karena Garut merupakan negara dengan standar internasional dan regional yang sangat baik.Produk benang kaca Garut tidak hanya digunakan oleh masyarakat Indonesia tetapi juga oleh negara lain, Mungkin ini belum berlaku untuk benang kacayang dihasilkan oleh UMKM Bintang Langit belum menembus pasar ekspor.

Benang gelasan UMKM Bintang Langit kini mampu mendisrupsi pasar dalam negeri. Hal ini menyebabkan pengelolaan di kawasan MO menjadi kurang optimal yang ditunjukkan oleh indikator POAC untuk wilayah operasional, serta indikator perhatian utama untuk wilayah dengan kapasitas dan desain proses yang tinggi. Karena proses pembuatannya sebagian besar mandiri, produknya relatif sedikit jumlahnya. Selain itu, meski memiliki fasilitas peralatan yang cukup canggih, produk yang dikenal dengan nama Benang Gelasan Bintang Langit ini belum memenuhi standar ekspor. Namun kabar baiknya, di wilayah yang rantai pasokannya terkelola, UMKM Bintang Langit sudah go digital, khususnya dengan bermitra dengan Lazada untuk mendistribusikan produknya hingga ke konsumen. Namun secara umum karena wilayah operasional adalah sebuah sistem, wilayah-wilayah MO merupakan sesuatu yang bersifat holistik dan tidak dapat disebarluaskan, sehingga jika ada satu laporan saja yang tidak dapat dipercaya dari satu wilayah operasional akan berdampak buruk terhadap laporan dari wilayah lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen operasional UMKN Bintang Langit belum efektif dan efisien, serta pencapaian tujuan operasional belum maksimal.

Lima keputusan pada Wilayah Manejemen Operasional, yaitu Desain Produk, Manajemen Kualitas, Desain Proses dan Kapasitas, Lokasi, dan Tata letak pada UMKM Bintang Langit

Desain Produk

Desain produk pada benang gelasan mencakup setiap fitur yang menyempurnakan tampilan dan fungsionalitas produk serta memungkinkannya untuk dilihat dan digunakan. Jenis benang gelasan ukuran 0,4 yang diproduksi oleh UMKM Bintang Langit hanya satu jenis, dan tekstur benang gelasan tidak terlalu norak. Benang gelasan kekinian dibuat dengan berbagai pilihan warna yang menarik, antara lain putih, kuning, hijau botol, merah marun, biru, hitam, dan jingga. Gelasan ini terbuat dari plastik yang disebut Bonit dan dikemas dalam bentuk gulugan. Setiap gulung memiliki panjang benang gelasan 2000 yard atau kurang lebih 1.800 meter. Dengan 10 Bonit per batch dan logo "Bintang Langit", benang gelasan saat ini terbuat dari plastik. Harga eceran per unit ditetapkan antara Rp 20.000 dan Rp 25.000. per kemasas atau per 10 Bonit.

Dari segi desain produk, yang diutamakan dari produk benang gelasan khususnya adalah ketahanan, atau kekuatan, dan ketajaman benang gelasan produk jika dibandingkan dengan benang gelasan lainnya, apakah tahan putus atau mudah putus. Berdasarkan data observasi pemain dari strategi dan taktik benang gelasan, tanpa menggunakan teknik bermain layangan apapun, jika skor ditentukan 1 SD, Bintang Langit mendapat skor 8. Garis semakin tipis yang berasal dari desain produk berkualitas tinggi dan pengemasan. Hal ini menunjukkan bahwa desain produk Benang gelasan merupakan desain yang efektif yang akan meningkatkan manajemen operasional perusahaan.

Manajemen Kualitas

Akibat komitmen penuh terhadap seluruh aspek strategi operasional bisnis, maka orang yang paling memperhatikan kualitas perusahaan Bintang Langit adalah pemiliknya. Langkah pertama dalam strategi Bintang Langit untuk mencapai kualitas yang tinggi adalah memanfaatkan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang dimiliki pemilik perusahaan sehingga menghasilkan barang yang sesuai dengan konsumen. Nantinya, kualitas tinggi juga didapat dari pembuatan pakaian dan aksesoris yang sesuai. Selanjutnya, kualitas ditentukan oleh proses pembuatan atau langkah pembuatan benang gelasan yang halus dan akurat. Diawali dengan menyiapkan peralatan dan bahan, dilanjutkan ke tahap akhir yaitu pengemasan. Desaian proses dan Kapasitas yang berlokasi di MO akan menjadi lokasi presentasi proses manufaktur dan kapasitas benang gelasan saat ini. Ketika hasil benang gelasan telah diproduksi, kualitas ditentukan oleh UMKM Bintang Langit melalui proses pergudangan yang meliputi pemajuan dan pengelolaan bengan gelasan di ruangan yang diperuntukkan untuk pemajuan.

Menurut data, sistem manajemen mutu di UMKM Bintang Langit telah menerapkan Total Quality Management (TQM) yang meliputi SDM, mutu proses produksi, dan ukuran mutu lainnya. Namun sistem tersebut belum sepenuhnya diterapkan karena UMKM memiliki sejumlah kekurangan, yang paling menonjol adalah skala usahanya yang masih sangat menjadi bagian dari organisasi dan memiliki sejumlah keterbatasan. Namun dari segi kualitas keseluruhan yang dihasilkan dari pengelolaan wilayah operasional, menurut karyawan tersebut, perusahaan sangat berhasil mencapai tujuannya untuk menghasilkan laba dari kualitas produk benang gelasannya.Hal ini menandakan bahwa satu-satunya produk yang masuk dalam kategori best seller di website Lazada adalah benang gelasan Bintang Langit.


Desain Proses dan Kapasitas Desain T

Desain proses dan kapasitas, memegang peranan penting terhadap output yang dihasilkan pada wilayah MO.Proses dan Kapasitas yang efektif dan efisien tidak bisa terlepas dari bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan dalam tahapan proses tersebut. Adapun bahan dan peralatan yang di butuhkan dalam proses pembuatan benang gelasan tersebut adalah: benang nilon, mesin (alat putar), alat amplas yang sudah di desain khusus, cat besi, pecahan kaca, bonit (gulungan benang), golewang, dan alat packing dan lebel perusahaan.

Pembuatan benang gelasan ini terdiri dari beberapa tahapan desain proses, sebagai berikut:

  • Tahapan ke satu, menyiapkan benang nilon, karena benang nilon bahan yang paling utama dalam pembuatan gelasan           menggunakan     mesin (alat putar).
  • Tahapan ke dua, masuk ke proses penghamplasan benang nilon itu, sekitar 3 kali balikan secara terarut dan rata di seluruh benang, mengunnakan mesin (alat putar)
  • Tahapan ke tiga, masuk ke proses pencampuran benang nilon yang sudah di hamplas dengan cat besi yang sudah di campur dengan pecahan kaca yang benar benar halus selama kali balikan atau lebih supaya benang nilon benaar benar tercampur rata dengan campuran cat besi dan pecahan kaca secara menyeluruh.
  • Tahapan ke empat, setelah benang nilon tercampur dengan racikan cat besi dan pecahan
  • kaca, lalu benang tersebut di masukan atau di kincir ke golewang yang besar karena akan di keringkan atau di jemur sampai benar benar kering. Kurang lebih 3-4 hari proses pengeringan tersebut.
  • Tahapan ke lima, proses memasukan benang dari golewang ke bonit yang sudah si siapakan.
  • Tahapan ke enam, proses pengepakan. Maka barang siap untuk di pasarkan atau di jual.

Sebaliknya, kapasitas produksi perusahaan BINTANG LANGIT melebihi 250 bungkus atau 2.500 bonit setiap minggunya, atau hampir 360 bonit per hari. Menurut pemiliknya, itu mewakili kapasitas yang cukup besar untuk jam kerja satu orang. Karena ketekunan dan kejelian pemiliknya, situasi ini terjadi akibat bertahun-tahun menjalankan bisnis yang menghasilkan benang gelasan. Hal ini dapat diartikan bahwa proses desain dan kapasitas UMKM Bintang Langit merupakan titik fokus yang efisien dan efektif untuk ruang manajemen operasional yang dapat lebih mudah mengungkapkan hasil atau indikator kinerja utama untuk ruang manajemen operasional.


Strategi Lokasi

 Lokasi yang terkait dengan wilayah manajemen operasional merupakan tempat dimana strategi operasional perusahaan dilakukan. Bintang Langit terletak di komunitas Kecamatan Kadungora, Desa Mekarbakti, Rt/Rw 01/03, dan Kabupaten Garut. Menurut karyawan UMKM Bintang Langit, lokasi kampanye saat ini sangat strategis karena dapat mencapai tujuan utama perusahaan yaitu mengembangkan lab perusahaan. Selain itu, strategi lokasi juga terlihat dari kemudahan akses baik ke pemasok maupun ke konsumen.Selain itu, lokasinya dikelilingi oleh pepohonan dan semak belukar yang memudahkan dalam menjalankan tugas produksi yaitu akses jalan yang baik.

Selain itu, strategi produksi harus dikembangkan karena jarak lokasi dari penduduk setempat pada saat itu.Lokasinya harus jauh dari pemukiman warga karena diyakini dapat membahayakan ketentraman dan kesejahteraan warga. Pasalnya, lokasinya harus jauh dari pemukiman warga karena antara lain pecahan kaca, bahan baku pembuatan kue, sering terjadi di sana meski jarang terjadi karena pemiliknya memiliki akses tak terbatas ke catatan kesehatan masyarakat, demikian sumbernya. dari masalah.Selain itu lokasi saat ini memiliki fasilitas yang ramai dan cocok untuk melakukan proses penjemuran atau benang gelasan. Fasilitas ini dapat diakses dengan mudah dan tanpa gangguan di siang hari, yang menguntungkan bagi pelaku usaha karena memungkinkan mereka memproduksi barang lebih cepat.


Strategi Tata Letak

 Tata letak fasilitas pabrik harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang ekonomis dari orang-orang dan bahan-bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Elemen-elemen kegiatan operasional yang terkait tata letak ini adalah fasilitas mesin, luas ruangan dan sumberdaya manusia, ketiga elemen itu tidak bisa dipisahkan dalam menciptakan strategi tata letak. Pada

UMKM Bintang Langit, tata letak atau layout untuk kegiatan operasional perusahaan.Tata letak UMKM Bintang Langit telah dinilai efektif dan efisien berdasarkan penelitian di dalamnya, termasuk temuan dari survei dan observasi. Hal ini karena mampu membantu pelaku usaha mencapai tujuan operasionalnya dari bidang pengelolaan usaha, antara lain menghasilkan barang yang berkualitas tinggi, dapat dipasarkan ke konsumen, dan pada akhirnya menghasilkan lab untuk UMKM Bintang Langit. Dengan menggunakan frase lain, tata letak tersebut sekarang mampu menjawab kekhawatiran tentang ukuran kinerja operasional perusahaan pada tingkat yang lebih umum. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurjaman (2019) yang menyimpulkan bahwa salah satu jenis tata letak yaitu bahan aku memiliki efek negatif yang signifikan terhadap proses manufaktur perusahaan.

4.KESIMPULAN

Sesuai dengan tujuan penelitian, dapat disimpulkan dari temuan bahwa inisiatif pengelolaan operasional UMKM Bintang Langit yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian, dilakukan oleh individu yang bekerja untuk perusahaan. Akibatnya, inisiatif manajemen operasional tidak selalu dilakukan secara maksimal, terutama di bidang desain dan kapasitas, di mana individu bekerja untuk perusahaan. Namun demikian, di semua bidang yang menyangkut manajemen operasional, yaitu di bidang rancang bangun barang, manajemen mutu, rancang bangun proses dan kapasitas, telekomunikasi, dan pemerintahan daerah, masing-masing bidang tersebut memiliki indikator yang menunjukkan pengelolaan yang efektif dan efisien. strategi. Selanjutnya, hal ini dapat berdampak pada pencapaian praktik kerja operasional yang efisien dan efektif.

Daftar Pustaka

Suganda, F. R., & Purnamasari, I. (2022). Analisis Wilayah Manajemen Operasional pada UMKM Bintang Langit. Journal Knowledge Management, 16(1), 1-12.

Heizer, Jay. & Barry Render. (2011). Operation Management. Tenth Edition. Pearson. New Jersey: Prentice Hall 

Parinduri, L.., Hasdiana, S., Purba, P.B., Sudarso, A., Marzuki, I., dkk. (2020). Manajemen Operasional: Teori dan Strategi. Medan: Yayasan Kita Menulis: Jakarta 

Amani, N. K. (2021). Mendag Lutfi Ungkap 3 Masalah Utama UMKM Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun