Mohon tunggu...
Fitri Nurul Aqila
Fitri Nurul Aqila Mohon Tunggu... Lainnya - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Fisik Hunian Ternyata Memengaruhi Perilaku Kolektif Masyarakatnya, Kok Bisa?

28 April 2022   15:30 Diperbarui: 29 April 2022   16:30 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

—

Dalam kurun waktu 1997-2002, terjadi migrasi penduduk Jakarta menuju pinggiran kota sebagai bentuk konsekuensi dari pertambahan jumlah penduduk Kota Jakarta yang kala itu bertindak sebagai pusat kegiatan perkotaan, salah satunya Kota Tangerang Selatan. 

Pertumbuhan penduduk dalam suatu kota berbanding lurus dengan kebutuhan terkait hunian atau pemukiman. Pertumbuhan populasi Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan tercatat meraih angka 305.563 jiwa penduduk per-2020 dengan kepadatan penduduk 11.393,11 jiwa/km2. 

Hal ini menyebabkan adanya suatu lonjakan dalam memenuhi kebutuhan hunian, dalam artian lain perumahan memiliki peran penting sebagai wadah pencapaian kebutuhan tersebut.

Untuk memenuhi tuntutan akan hunian tersebut, banyak perumahan-perumahan yang mulai dibangun. Perumahan yang dibangun makin lama makin mementingkan privasi penghuni, dalam artian cluster.

Rumah yang terbangun pada jenis cluster pada umumnya memiliki satu fitur, yaitu pagar. Menurut Widhyharto (2009), perumahan dengan model berpagar secara tidak langsung mendorong sifat individualisme dalam masyarakat.

Dorongan sifat individualisme dalam perumahan berpagar diakibatkan oleh menurunnya rasa kebersamaan di lingkungan. 

Rasa kebersamaan dipahami sebagai hubungan keterlibatan sosial dalamd suatu kelompok yang melahirkan rasa memiliki dan persepsi kepemilikan melalui tindakan berbagi kebutuhan dan saling komitmen. 

Rasa kebersamaan yang terbentuk melalui interaksi sosial umumnya terjadi secara spontanitas, sehingga kehadiran pagar dalam konteks ini memunculkan persepsi keengganan pada perilaku manusia dan membentuk interaksi yang hanya sebatas hubungan sekunder; bersifat impersonal. 

Pada dasarnya pagar sebagai elemen fisik berfungsi untuk meningkatkan rasa keamanan bagi penghuninya, namun dari segi sosial, suatu kelompok (hunian) yang sangat terjaga dapat menyebabkan penurunan keragaman sosial, peningkatan ketegangan sosial, dan kecenderungan segregasi sosial.

Dari hal-hal yang telah dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi perilaku kolektif suatu kelompok dalam interaksi sosial pada kasus ini ditimbulkan melalui fitur fisik suatu ruang, pagar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun