Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau, Rinai dan Nyala

24 Oktober 2016   22:01 Diperbarui: 25 Oktober 2016   10:18 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau dan Rinai

 

Hujan meluncur jatuh lewat ujung-ujung atap seng saat kita terjaga. 

Lapar. Kata yang lebih ngilu dari perpisahan. 

Apa yang harus kulakukan?

Andai bulir yang jatuh mampu kusulap menjadi butir mutiara

Sungguh, maafkanlah.

Kau yang kupersunting tak kumahkotai dengan bunga. 

Kedunguan ini melebihi niatku.

Mari mendekat, Sayang. 

Riuh rinai sedang berdendang. 

Menghalau nyeri yang sedari tadi ingin merajam kita.

***

Tepian DanauMu, 24 Oktober 2016

 

Kau dan Nyala

 

percuma kau titip rindu pada pesan-pesan bisu

seumpama nyala, adakah reda bila berkecamuk bara?

sia-sia kau kungkung rasa dalam ruang-ruang hampa

seumpama sendu, akankah punah jika meronta jiwa?

ini hati, bukan secuil roti

***

Tepian DanauMu, 24 Oktober 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun