“Jane, hentikan… kau membuatku malu,” desis Cora.
“Biar saja! Aku sangat gembira. Ini kabar baik.”
“Tapi itu cuma keinginan. Belum tentu terwujud.”
Jane menghempaskan tubuhnya kembali di samping kakaknya. “Siapa bilang? Ramon, kau bisa memulainya dari dia. Dia masih menyukaimu, kan?”
“Dia? Aku hanya menganggapnya teman. Nggak lebih lebih dari itu.”
“Itu karena kau tak pernah memberinya kesempatan. Seingatku, kau menceritakan bahwa dia sudah berulangkali mengajakmu pergi berdua.”
“Tapi aku selalu menolaknya.”
“Berikan dia kesempatan. Mungkin cinta akan datang kemudian. Kau takkan pernah tahu, kan?”
“Hmmm… aku ragu, Jane.”
“Jangan ragu. Setelah dijalani ternyata nggak nyaman, ya jangan diteruskan.”
Cora terdiam. Saat melihat semangat yang menyala-nyala dalam pandangan Jane, ia tahu─ia tak bisa mundur lagi.