Teruslah hidup dan panjang umur perjuangan!
Penulis : Fitri Lestari, Pegiat Lembaga Studi Advokasi Hukum (LSAH) dan Serikat Pembebasan Perempuan (SIEMPRE)
Daftar Pustaka:
Mariana, Anna. 2015. Perbudakan Seksual Perbandingan Antara Masa Fasisme Jepang dan Neofasisme Orde Baru. Marjin Kiri. Tangerang Selatan.
Saadawi, Nawal El. 2001. Perempuan Dalam Budaya Patriarki. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Suryakusuma, Julia. 2011. Ibuisme Negara Konstruksi Sosial Keperempuanan Orde Baru. Komunitas Bambu. Jakarta.
Wieringa, Saskia Eleonora. 1999. Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia. Garba Budaya dan Kalyanamitra. Jakarta.
Catatan Belakang:
[1] Istilah “tumpas kelor” diambil dari bahasa Jawa. Negara menganggap seluruh keluarga komunis harus ditumpas sampai ke akar-akarnya, mulai dari keluarga yang dipersangkakan hingga generasi anak, cucu, dst. Lihat Hersri Setiawan, Kamus Gestok, Galang Press, Yogyakarta, 2003. hlm 296.
[2] Istilah “Keluarga komunis”, meliputi PKI dan ormas-ormas kaitannya, yaitu Gerwani (Gerakan Wanuta Indonesia), Pemuda Rakyat, SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), BTI (Barisan Tani Indonesia), Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), dan HSI (Himpunan Sarjana Indoneia). Baca Saskia Eleonora Wieringa, Penghancuran Gerakan Peremuan di Indonesia, Garba Budaya dan Kalyanamitra, Jakarta, 1999. Hal xxxix
[3] Dharma Wanita adalah organisasi isteri pegawai negeri, sedangkan Dharma Pertiwi adalah organisasi isteri anggota militer lihat Julia Suryakusuma, Ibuisme Negara Konstruksi Sosial Keperempuanan Orde Baru, Komunitas Bambu, Jakarta, 2011. Hlm 19