Mohon tunggu...
Anisa Fitriani
Anisa Fitriani Mohon Tunggu... pelajar -

welcome to my kompasiana! thx for visit and read main:-) Anisa Fitrianai.K| Sampoerna Academy Boarding School Bogor|Bogor-kutai Barat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Menganalisis Perbedaan Unsur Intrinsik Hikayat dan Cerpen"

21 Februari 2016   23:02 Diperbarui: 24 Februari 2016   21:39 2645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Dik, telur ikan tak banyak. Nah, adik ambil bahagian kakak, ya?" Melor yang berusia 13 tahun itu berkorban demi melayan kehendak adiknya yang terlalu dimanja."

"Pekan makan telur ikan kakaknya dengan lahap. Mungkin kerana enak rasa telur ikan itu, mungkin juga kerana minda kanak-kanaknya yang belum matang, si Pekan mula merengek lagi sambil menangis yang dibuat-buat."

"Kan dah dapat... adik dah dapat. Adik dapat telur ikan! Adik dapat telur ikan!” teriak Pekan begitu gembira."

"Pekan!!!” jerit Melor. “Adik jangan makan telur tu! Kakak simpankan untuk mak telur tu,  pekik Melor sambil cuba mengambil kembali telur goreng berkenaan."

3. Janganlah kita sebagai anak menyakiti perasaan ibu kita. Karena itu akan sangat melukainya. Seperti dijelaskan dalam kutipan berikut:

"Mak Tanjong bingkas berdiri. Dia memandang Melor dan Pekan dengan penuh rasa pilu lalu berjalan tidak bermaya menuju ke hutan. Hatinya bertambah sayu mengenangkan arwah suami. Mak Tanjong merasakan dirinya tidak disayangi lagi.Kesedihan membuat Mak Tanjong semakin yakin bahawa anak-anaknya teramat bencikan dirinya."

"Malangnya kasihan sudah hilang dari hati ibu tunggal itu. Tidak ada secebis pun rasa simpati buat Pekan dan Melor. Semuanya sudah diganti rasa hampa dan marah. Bagi Mak Tanjong, tidakkan ada kemaafan untuk anak-anak yang tidak mengenang budi. Sekuat-kuat hatinya Mak Tanjong menolak Pekan ke lantai hutan dan berlari sepantas yang termampu."

4. Saat kita di titipkan pesan oleh orang tua kita kiranya kita mendengarkannya dan tidak mengingkarinya agar tidak terjadi penyesalan dikemudian harinya. Ini dijelaskan dalam kutipan berikut:

"Tinggallah dua-beradik itu menangis, meraung sekuat hati. Namun, air mata darah sekali pun tidakkan dapat mengembalikan Mak Tanjong ke dunia. MakTanjong sudah mengambil nyawanya sendiri. Tinggallah Pekan dan Melor sebagai yatim piatu, hidup lara tidak terbela."

ALUR

Alur yang digunakan dalam hikayat diatas adalah alur maju yang menceritakan dari awal penyebab kemarahan Mak Tanjong kepada anaknya yang memakan telur ikan tembakul padahal ia sudah lama sekali menginginkan telur tersebut sampai akhirnya Mak Tanjong berlari kehutan dan masuk kedalam batu belah batu betangkup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun