"aku akan baik-baik saja Mah, Mama kenapa menangis?"
"sebenarnya Anggie itu........Kakak kandung kamu"
DEGG!!! jantungku seakan dihantam pedang, air mataku terhenti untuk beberapa detik
"apa??? Anggie kakakku?? bukankah aku anak tunggal??" sungguh, ini berita yang paling menyakitkan. Kalau memang itu benar, berarti Ryan adalah kakak iparku dan aku akan semakin sering melihat mereka berduaan, ya Tuhaaann...
"maafin Mama dan Papa nak, Anggie diangkat sama Tante Henny untuk menjadi anaknya. Tante Henny punya penyakit kista dan gak bisa punya anak. Awalnya Mama dan Papa juga gak setuju tapi kami gak tega dengan Tante Henny yang begitu menginginkan Anggie. Saat itu tepat dihari kelahiran kamu, untuk itu Mama, Papa, Tante Henny dan Om Fariz sepakat untuk menyembunyikan semua ini dari kamu. Mereka selama ini tinggal di Jogja"
Lidahku kelu untuk mengucapkan satu patah kata pun, Mama memelukku membuat aliran air mataku menjadi sangat deras.
"Ryan dan Anggie tau tentang hal ini tapi Mama larang untuk menceritakan ke kamu karena Mama tau kamu akan lebih sakit lagi kalau mereka yang cerita. Anggie juga Mama ceritakan tentang perasaan kamu ke Ryan, dia shock dan sempat ingin membatalkan pernikahannya dengan Ryan tapi undangan udah kesebar dan gak mungkin dibatalin"
"Ryan tau tentang perasaan aku?" tanyaku berat
"gak sayang, Mama gak cerita tentang perasaan kamu"
"syukurlah kalau gitu, Hellen mau siap-siap dulu ya Mah buat ke acara pernikahan mereka" ucapku seraya mengusap air mata dan berdiri dihadapan Mama dengan wajah sok tegar
"kamu baik-baik saja?" tanya Mama yang sepertinya tau isi hatiku