Mohon tunggu...
Fitria HumairohHanaan
Fitria HumairohHanaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Saya mahasiswa bahasa dan sastra indonesia universitas pendidikan indonesia. Saya cukup suka menulis. Saya senang membaca buku fiksi. Saya senang membaca buku fiksi buatan sastrawan indonesia, terutama Tere Liye.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelaah Agoraphobia dalam Naskah Drama

22 Desember 2023   12:16 Diperbarui: 22 Desember 2023   13:22 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bahas selanjutnya adalah penokohan. Tokoh yang bermain dalam drama ini ada empat orang, yaitu Alea sang pemeran utama, sisanya pemeran pembantu, bunda Alea, Dhimas, dan Daniel. Alea remaja 16 tahun, pelajar, introvert, phobia keramaian. Bunda Alea berusia 60 tahun, wanita karier, bunda Alea adalah sosok ibu yang penyabar, dia tidak pernah memaksa Alea untuk melawan ketakutannya pada keramaian. Dhimas adalah kakak pertama Alea, berusia 22 tahun, buruh pabrik, pendiam dan humoris, Dhimas adalah sosok kakak yang baik, sifatnya yang lebih santai daripada Daniel memperlihatkan dia kakak yang baik untuk Alea. Daniel adalah kakak kedua Alea, berusia 20 tahun, mahasiswa, berbeda dengan Dhimas, Daniel berwatak keras dan tegas.  

selanjutnya adalah tema. Tema yang dipakai pada drama ini adalah kekeluargaan dan agoraphobia itu sendiri. Drama ini menggambarkan kekeluargaan Alea yang harmonis. Meski Alea memiliki kekurangan, keluarganya selalu mendukungnya. Sekali-kali meminta Alea untuk mau keluar rumah walau tidak memaksa. Tema agoraphobia diangkat dengan penokohan Alea yang menjadi pengidap kelainan mental tersebut. 

Terakhir adalah amanat. Amanat pada naskah drama ini menjadi kekurangan naskah drama ini sendiri. Dengan keambiguan amanat, membuat saya sendiri bingung menentukan amanat yang tepat. Bila saya menyimpulkan amanat ini dengan "janganlah memaksakan kehendak sendiri", itu belum pasti benar. Pada drama Daniel hanya meminta tolong Alea untuk ke toko serba ada. Meski perkataan Daniel terkesan menyudutkan Alea, Daniel tidak terkesan memaksa dia hanya memberi wejangan pada Alea. Bila saya juga menyimpulkan amanat dengan "kita haruslah melawan ketakutan yang memerangkap kita" itu juga belum pasti benar. Agoraphobia adalah kelainan mental, agoraphobia tidak bisa dihilangkan dengan cara menghadapi ketakutan itu sendiri. Diperlukannya terapi mental agar berkurangnya ketakutan itu sendiri. Maka dari itu saya tidak dapat menentukan amanat yang tepat untuk naskah drama ini. 

Setelah saya paparkan unsur intrinsik yang terdapat pada naskah drama agoraphobia. Dapat disimpulkan isu agoraphobia ini diangkat dengan penokohan Alea dan latar yang terjadi pada adegan lima. Dengan latar lalu lalang pejalan kaki, hiruk pikuk kendaraan bermotor, dan banyaknya suara yang membuat bising isi kepala Alea. Disertai penokohan Alea yang mengidap agoraphobia. menjadikan isu agoraphobia ini tergambarkan dengan baik pada drama. 

Berdasarkan esai yang saya buat ini. Selain pembaca mengetahui unsur intrinsik yang ada pada naskah drama agoraphobia. Pembaca juga mendapatkan hal baru berupa pengetahuan tentang agoraphobia. Pembaca mengetahui gejala yang akan terjadi pada pengidap agoraphobia. Semoga esai ini bisa menjadi ilmu baru bagi pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun