Dari penjelasan-penjelasan di atas, apa yang dapat kita ambil? Setidaknya ada 2 (dua) simpulan,
Pertama, bahasa gaul awalnya adalah bahasa prokem yang sering dipakai oleh para preman dan pedagang agar apa yang mereka bicarakan tidak dimengerti oleh orang lain. Namun seiring perkembangan jaman, bahasa gaul telah beralih fungsi sebagai bahasa yang sering dipakai oleh para remaja agar tidak dianggap ketinggalan jaman.
Kedua, bahasa gaul tidak merusak Bahasa Indonesia. Bahasa gaul justru menambah keanekaragaman bahasa di Indonesia.
Dari penjabaran dan simpulan yang telah penulis sampaikan, ada 3 (tiga) saran yang dapat penulis berikan,
1) Bahasa gaul boleh digunakan dalam berkomunikasi dengan komunitasnya, tetapi pengguna bahasa gaul harus tetap membudayakan pemakaian Bahasa Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitasnya,
2) Hendaknya, bahasa gaul tidak dipakai saat sedang mengahadiri acara formal, karena pemakaian bahasa itu sendiri harus memperhatikan situasi dan kondisi,
3) Bahasa Indonesia akan tetap menjadi bahasa nasional yang paling dibanggakan oleh seluruh rakyatnya apabila orang-orang Indonesia bersedia membudayakan pemakaian Bahasa Indonesia itu sendiri.
SUMBER RUJUKAN
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_gaul.htm diunduh tanggal 4 Januari 2019 pukul 09:45 WIB
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_gaul_Indonesia.htm diunduh tanggal 4 Januari 2019 pukul 09:55 WIB
- http://www.kompas-cetak/0902/14/opini/129145.htm diunduh tanggal 14 Februari 2019 pukul 10:15 WIB
- Musyi, Alif Danya. 2005. Bahasa Menunjukkan Bangsa. Jakarta: Gramedia.
- Poerwadarminta, W.J.S.. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H