Mohon tunggu...
FITRI HIDAYAH
FITRI HIDAYAH Mohon Tunggu... Lainnya - Bekerja di: Kemensos RI (2012-2024) DITAJENAD TNI AD (2024-Sekarang)

IAM THE ORDINARY ONE WHO REALLY WANT TO BE SPECIAL, BERUSAHA MENGUBAH SEMUA LELAH MENJADI LILLLAH AGAR MENJADI BERKAH

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Gaul Vs Bahasa Indonesia

20 Maret 2019   08:39 Diperbarui: 20 Maret 2019   09:12 4282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokpri
dokpri
Sejalan dengan perkembangan gaul dalam  segi bahasa, muncul juga karya sastra "gaul"  ditengah-tengah kita. Karya Sastra ini bisa disebut dengan teenlit. Teenager literature, yang berarti karya sastra untuk remaja karena cerita yang dikisahkan adalah masalah-masalah remaja pada umumnya. Ada Fairish, CintaPucino, Brownies, dan masih masih banyak lagi judul dengan pengarang yang kebanyakan masih remaja.

BAHASA GAUL BUKAN PERUSAK BAHASA INDONESIA

Yang menjadi pertanyaan besar sekarang adalah, apakah benar bahasa gaul bisa menjadi "ancaman" rusaknya Bahasa Indonesia?

Sebenarnya, berkembangnya bahasa gaul di Indonesia akan memberi semarak dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Hal ini karena perbincangan akan lebih hidup dan berwarna-warni dengan menggunakan bahasa gaul. Bahkan, banyak yang memprediksi akan bermunculan lebih banyak lagi bahasa gaul pada generasi berikutnya.

Banyak orang yang mengatakan, bahasa gaul itu sah-sah saja digunakan asalkan dengan penggunaan dalam situasi yang tepat. Seandainya dilogika, hal itu memang benar, tidak mungkin suatu komunikasi dalam sekelompok remaja dalam berbincang-bincang itu akan terasa hidup dan menarik jika menggunakan Bahasa Indonesia dengan ejaan yang disempurnakan. 

Hal ini berbanding terbalik dengan komunikasi antara guru dan murid ataupun mahasiswa dengan dosennya. Itupun masih dibedakan lagi sedang berada dimana mereka dan dalam kondisi apa, sedang mengikuti kuliah atau bertemu dijalan. 

Jadi, bahasa gaul bukanlah bahasa perusak. Posisi bahasa gaul sebenarnya sama dengan bahasa daerah, yaitu memperkaya khasanah dan keanekaragaman bangsa. Hanya saja, pengguna bahasa gaul harus dapat memposisikan diri, kapan mereka harus memakai bahasa gaul, kapan mereka harus terus membudayakan Bahasa Indonesia.

Biasanya bahasa gaul akan mengalami masa "pasang-surut", tiap generasi memiliki selera dan dinamikanya sendiri, tidak perlu dipersoalkan secara serius sebagai sebuah ancaman rusaknya tatanan bahasa, karena hanya bersifat sementara, datang dan pergi dan selalu akan begitu. 

Bahasa gaul hanya digunakan sebagai bahasa komunitas kaum muda usia yang mencoba membangun solidaritas dan bertahan ditengah-tengah jaman yang semakin cepat berlari. Oleh karena itu, tidak sepantasnyalah bahasa gaul di-kambing hitamkan sebagai perusak Bahasa Indonesia. 

Terlepas merusak bahasa baku atau tidak, istilah dan kosakata baru (gaul) semakin memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Para pengguna Bahasa Indonesia harus mampu membedakan antara yang baku dan yang berkembang. Kita semua tahu bahwa bahasa Indonesia telah memiliki format yang baik dan benar. Kalau bukan kita, orang-orang Indonesia yang menggunakan Bahasa Indonesia, lantas siapa lagi?

SIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun