Munculnya ide ini dilatarbelakangi, kala saya memerhatikan media nasional lain mengulas topik "Liputan Khusus", misalnya, Liputan Khusus Perubahan Iklim, Kabar dari Jepang (atau negara lain) dan lainnya.
Ada pula liputan pertemuan kesehatan internasional lainnya, misalnya kerja sama bilateral, multilateral maupun kunjungan ke rumah sakit ataupun pusat pelayanan kesehatan di luar negeri. Membaca itu semua, saya bergumam pelan, "Sekeren itu, saya mau nulis juga."
Memperbanyak tulisan cek fakta mengenai hoaks-hoaks kesehatan
Terakhir, saya ingin memperbanyak tulisan cek fakta yang meluruskan soal hoaks kesehatan. Cek fakta di redaksi pemberitaan biasanya punya tim khusus. Tim cek fakta pun menggarap isu-isu lainnya, bukan hanya kesehatan.
Di titik ini, saya berpikir, perlunya penulis kesehatan sendirilah yang dapat lebih banyak menulis cek fakta soal hoaks kesehatan. Terlebih lagi, punya jejaring langsung untuk mengontak dokter, tenaga kesehatan, pengamat kesehatan, pakar kesehatan hingga pejabat pemerintahan terkait.
Problem hoaks kesehatan seakan tak pernah habis. Ada hoaks lama, kemudian disebarluaskan lagi padahal sudah ada penjelasan faktanya. Ada juga hoaks baru bermunculan yang dikaitkan dengan situasi lain, kerap kali diumpamakan dengan cocoklogi-cocoklogi.
Apabila kita telisik lebih jauh, hoaks kesehatan terbilang banyak sekali beredar di media sosial dan pesan jejaring seperti WhatsApp. Cepat sekali menyebarnya, mulai dari hoaks tips kesehatan, hoaks penyakit, hoaks virus dan sebagainya.
Gambaran rancangan keinginan saya di atas mungkin beberapa di antaranya, sudah dilakoni teman-teman jurnalis di desk kesehatan atau desk lainnya. Ya, masing-masing orang punya pengalaman berbeda dan tergantung kebutuhan redaksi medianya.
Saya tidak tahu ke depannya, apakah ide menulis artikel kesehatan ini akan terwujud. Karena untuk mewujudkannya, saya tidak bisa berdiri sendiri.Â
Kebutuhan untuk mengakses narasumber, menentukan dan merancang perjalanan ke lokasi liputan, kesempatan undangan liputan luar negeri, semua itu perlu direncanakan matang.
Satu hal yang terus tebersit, saya pun tidak tahu ke depannya, apakah (masih) menulis artikel kesehatan atau tidak. Harapannya, ya saya ingin terus berkarya lewat tulisan kesehatan, di manapun tempat saya bekerja.Â
Namun, hari ini, esok dan seterusnya, tidak ada yang tahu, apa yang akan terjadi. Ataukah ide "next level" saya ini, mungkin hanya berakhir menjadi mimpi-mimpi di siang bolong, yang tak tercapai.Â