Akses ke sana harus pakai perahu atau kapal feri dan mungkin mempunyai satu-satunya puskesmas. Dan bagaimana juga layanan kesehatan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) lain.
Menengok Rumah Sakit Kapal
Indonesia punya rumah sakit kapal atau rumah sakit apung untuk memberikan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, terutama ke pulau-pulau kecil.Â
Saya sempat berpikir, "Ingin rasanya berkesempatan ikut berlayar untuk meliput perjuangan dokter atau tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan ke sana."
Ketika bencana alam terjadi, rumah sakit kapal ikut andil memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak. Ulasan pemberitaan mendalam mengenai rumah sakit kapal masih terbilang jarang.Â
Penguatan kesehatan di lintas batas negara
Satu hal yang turut menjadi perhatian saya, yakni pelayanan kesehatan bagi penduduk yang tinggal di kawasan dekat lintas batas negara serta para pelintas yang melintasinya. Khususnya terkait kesiapsiagaan dan respons menghadapi importasi kasus penyakit.
Merujuk informasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dapat menjadi titik rawan ancaman kesehatan masyarakat. Misalnya, penyakit infeksi baru (Emerging Infectious Diseases/EIDs). Oleh karena itu, memastikan keselamatan dan kesehatan para pelintas batas di pintu masuk negara (Point of Entry) tersebut sangatlah penting. Â
Indonesia telah membangun 15 PLBN -- dari target 18 PLBN -- sepanjang 2015 sampai 2024. Rinciannya, 7 PLBN dibangun di 2015-2019 dan 8 PLBN dibangun pada 2020-2024.
Saya membayangkan, sebuah kesempatan langka liputan atau dinas luar kota langsung ke perbatasan negara. Hal itu akan sangat menarik diulas dan tidak semua orang punya kesempatan melihat lebih dekat PLBN.
Liputan eksklusif nasional dan agenda internasional ke luar negeri
Saya pernah meliput agenda kesehatan sehari-hari yang eksklusif dan terbatas. Artinya, hanya dipilih media-media nasional tertentu saja. Menurut saya, format seperti ini, sangat membantu untuk elaborasi isu kesehatan yang diangkat.
Sebab, peluang waktu untuk mewawancarai narasumber lebih banyak, sehingga pemberitaan yang ditulis tidak sekadar seremonial saja. Selain itu, format liputan seperti kunjungan ke pabrik obat atau vaksin, kedatangan delegasi atau tamu-tamu negara untuk belajar penanganan kesehatan ke Indonesia ini akan sangat menarik diulas.
Di tingkat internasional, saya berkeinginan meliput isu kesehatan global ke luar negeri. Keinginan ini sama sekali belum terwujud. Padahal, ada beberapa agenda kesehatan internasional yang digelar rutin tahunan.Â