Di kehidupan sosial, Anda jangan berpikir, semua orang itu baik sebaik keluarga, saudara, dan kerabat sendiri. Anda harus cerdik menilai, mengamati, dan memerhatikan orang lain justru membuat diri lebih tahu bagaimana sifat dan sikap orang lain.
Anda pasti pernah punya pengalaman, orang lain itu baik tapi nyatanya di belakang Anda, ia menjelek-jelekkan diri Anda. Tatkala ia berhadapan dengan Anda di depan, senyum dan ucapan manis selalu terlontar.
Apa yang Anda rasakan setelah mengetahui teman, rekan kerja atau mungkin atasan Anda bersikap demikian? Jika berkaitan dengan kerja kantor sehari-hari akan menghambat kualitas kerja bukan.
Anda harus menahan diri atau terpaksa berhadapan dengan orang yang berpura-pura baik di depan Anda. sebaliknya, ia mungkin tidak tahu kalau sikapnya terhadap Anda sudah terbongkar.
Hal ini pernah saya alami beberapa tahun silam. seorang teman yang saya pikir baik ternyata menjelek-jelekkan saya di belakang. Betapa kaget saya mendengarnya karena segala sesuatu yang biasa saya tanyakan ke dia selalu dijawab baik.
Menilai sifat dan sikap seseorang memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Setiap orang mempunyai karakteristik masing-masing. ada beberapa orang yang mudah sekali ditebak sifat dan sikapnya, ada juga yang sulit ditebak.
Salah satu yang paling membahayakan, yakni Anda bukan hanya dijelek-jelekkan saja, melainkan orang yang bersangkutan sebenarnya menilai Anda seperti 'sampah.'
Saya pikir, Anda berhak marah. Itu sebuah penghinaan terbesar. Anda pasti tak menyangka, orang yang Anda hormati ternyata sangat buruk di belakang Anda atau istilah gaulnya, gagal paham dengan orang seperti ini.
Lantas bagaimana Anda menyiasati sikap buruk orang yang bermuka dua ini? Orang yang di belakang Anda ternyata menjelek-jelekkan bahkan menghina Anda, sementara di depan Anda selalu ramah, baik, dan tersenyum.
Anda tidak harus bersikap serupa seperti dirinya. Bila Anda kembali memperbincangkan kejelekkan dirinya, maka Anda tak ubahnya seperti dia. Tentunya, Anda tidak mau disamakan dengan orang tersebut.
- Cuek
Anda harus hilangkan sejenak rasa kesal dan sebal saat berhadapan dengan orang tersebut. Anda tidak mau bukan, saking marahnya kepada orang tersebut, pekerjaan Anda terhambat.
- Senyum saja
Bila Anda tidak menyukai seseorang biasanya akan tecermin dalam wajah. Muka jutek, malas melihat wajah orang bahkan seulas senyum tidak ada di bibir Anda. Hentikan hal itu sejenak. Anda harus menguatkan mental.
Senyum harus tersungging dari bibir Anda. Mungkin kesannya dipaksakan, tapi dari pada anda dipandang tidak profesional dalam bergaul. Senyuman juga dapat menghangatkan suasana hati Anda.
Meskipun marah terhadap orang yang tengah berhadapan dengan Anda, berikan saja senyuman. Si orang yang bersangkutan mungkin akan berpikir, Anda termasuk orang hebat dan "tahan banting."
- Bersikap sekadarnya
Demi membuat diri Anda nyaman dan berada dalam zona aman, bersikap sekadarnya termasuk pilihan tepat. Sekadarnya berarti cukup dan sesuai porsi.
Misal, ada pekerjaan yang harus berhubungan dengan orang yang bersangkutan. Anda berbincang atau saling berkomunikasi sesuai pekerjaan. Anda mungkin berpikir seperti mencari orang yang hanya Anda butuh saja.
Bila posisi Anda memang seperti itu dan ingin berada dalam zona aman, yang berarti menghindari sekecil mungkin kesalahpahaman dan ketidaknyamanan. Tak ada salahnya, Anda bersikap demikian. Asalkan pekerjaan Anda kelar dan tidak terhambat.
- Tetap Menyapa
Seperti senyuman saja, apa salahnya menyapa, sekadar ucapan selamat pagi atau menanyakan kabar. Anda tidak mengeluarkan uang sepeser pun kan untuk menyapa seseorang. Anggap saja, orang yang bersangkutan sama seperti teman-teman Anda.
Sedikit mencairkan suasana hati Anda sekaligus mengindikasikan Anda tetap menghormati dan menghargainya. Meskipun ia tidak menyukai Anda dan sapaan Anda dibalas dengan wajah jutek.
Jangan kecewa, secara tidak langsung seharusnya dia malu sendiri. Ketidaksukaannya pada Anda jelas terlihat. Anda cukup tersenyum simpul.
Jakarta, 22 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H