Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin | Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Spesialisasi menulis kebijakan kesehatan. Bidang peminatan yang diampu meliputi Infectious disease, Health system, One Health, dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Nostalgia "Oshin", Semangat Hidup Bahagia di Tengah Kemiskinan

29 Februari 2016   12:31 Diperbarui: 29 Februari 2016   19:11 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesulitan dialek Yamagata

"Saya kesulitan memakai dialek. Di drama, Oshin berasal dari Yamagata, sedangkan saya berasal dari Tokyo. Saya harus belajar dialek bahasa Yamagata. Saya mendengarnya lewat rekaman dialek dan syuting. Saya baru dapat teman di dalam drama itu. Yang menjadi pemeran nyonya besar berasal dari Tohoku. Ia lancar sekali dialek Yamagata. Saya pun belajar dari beliau."

Tema persahabatan

"Tema drama ini yang penting adalah persahabatan dengan niichan (kakak laki-laki), bukan kakak laki-laki sendiri. Ia melarikan diri dari medan perang lalu bertemu Oshin di gunung. Oshin diajarkan main harmonika. Dalam drama oniichan memberikan harmonika ke Oshin. Setelah syuting, pemeran niichan memberikan harmonika kepada saya. Saya simpan dengan baik sampai sekarang."

Alasan apa yang utama sehingga Oshin harus ditonton kembali?

"Drama Oshin kapan pun kita nonton tidak kaku. Hal yang paling tidak dilupakan, penulis naskah drama Oshin, Sugako Hashida yang sangat terkenal di Jepang melihat kondisi Jepang sekarang. Ia berpikir Jepang itu negara yang kaya. Namun, hal yang ditinggalkan oleh orang Jepang, yakni perasaan kepada saudara dan keluarga. Saya berpikir, bukan hanya orang Jepang saja, orang Indonesia juga.

Saya pernah mendengar dari pemirsa, Oshin itu sangat positif. Lewat Oshin, pemirsa dapat menerima semangat. Saya ingin menyampaikan kepada pemirsa, khususnya yang perrnah menonton untuk kembali menonton. Penting juga bagi generasi yang belum menonton Oshin untuk nonton. Kita bisa mendapat pengetahuan budaya Jepang dari drama oshin.

Pembuatan naskah cerita dengan mengumpulkan cerita-cerita tentang kesulitan zaman Jepang pada masa itu. Pengalaman kisah nyata cerita lalu dicampur dalam drama Oshin. Budaya Jepang yang ditayangkan di drama Oshin, walaupun miskin pada zaman itu tapi orang-orang Jepang dulu hidupnya bahagia, senang berkumpul dengan keluarga. Sekarang Jepang sudah maju dan kaya. Kita harus menonton Oshin, mengingat kembali zaman itu."

Seberapa yakin tokoh Oshin diterima anak Indonesia?

"Sebenarnya sekarang, orang muda tidak kesulitan menerima drama Oshin. Kita semua cukup kaya dan tidak ada kesulitan sehari-hari. Namun, tidak begitu saat Jepang mengalami zaman susah. Nonton Oshin memberikan semangat meskipun dilanda hidup miskin. Pemirsa yang menonton tidak cuma menerima (menonton) mata saja tapi pakai hati. Pesan kekeluargaan tema besar dari Oshin.

Drama Oshin diputar sejak 1983, jadi sekarang sudah 33 tahun lamanya dan ditayangkan di 82 negara. Saya pernah ke beberapa negara. Waktu SMA, saya datang ke Indonesia. Penggemarnya sangat antusias. Sampai sekarang saya tidak lupakan. Waktu datang ke Indonesia dulu, ada pameran foto Oshin. Saya ikut menari dengan orang Indonesia. Hal yang penting, Indonesia adalah negara yang spesial bagi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun