Hal ini dikarenakan kebutuhan netizen membaca berita harus menyasar penuh. Tidak bertele-tele dengan artikel panjang, yang akan membuat netizen bosan dan malas membaca berita.
Pemilihan kata perlu diperhatikan. Sering kali terjadi pengulangan kata yang sama dalam satu kalimat maupun paragraf. Misal, penulisan kota Tangerang. Di paragraf awal, penulis menulis “Tangerang”, sementara di bagian isi, muncul kata “Tanggerang”.
Bagi pembaca yang kritis pasti bertanya, kata mana yang benar. Apakah menggunakan satu huruf “g” atau dua “g”. Tidak konsisten penulisan akan membuat bingung pembaca.
Penulisan kutipan sesuai ucapan yang diungkapkan narasumber, khususnya kutipan langsung. Tidak semua kutipan langsung layak dikutip, tergantung penting atau tidaknya kalimat yang diucapkan.
Kutipan harus mampu mewakili isi berita.
Konsep ENAK
Sasaran utama penyajian artikel berita online harus ENAK (Efektif, Nyaman, Akurat, Konsisten). Efektif, pembaca dapat paham apa isi dan makna yang terkandung dalam artikel. Hindari kalimat panjang dalam satu kalimat.
Untuk media cetak, kalimat panjang yang efektif antara 15-18 kata, sedangkan media online antara 10-12 kata. Jika terlalu panjang, sebaiknya buatlah kalimat baru.
Nyaman, jangan menyiksa pembaca dengan kesalahan-kesalahan penulisan. Typo (salah tulis) satu-dua kata masih wajar, tapi bagaimana kesan pembaca bila terjadi banyak typo pada satu artikel berita?
Akurat, isi berita harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Setiap berita media online ada verifikasi berita. Ketika satu berita sudah tayang ternyata tidak terbukti kebenarannya, maka artikel verifikasi kebenaran harus ditayangkan segera.
Sebagai pembaca, Anda juga harus pandai menyeleksi berita, apakah berita tersebut benar atau hoax (palsu). Anda bisa membaca berita serupa di situs media online lain, artinya Anda tidak berpatokan pada satu situs berita saja.