“Sekarang ini belum ada. Aku sedang mencari calon istri. Pertama, aku nggak mau pacaran. Kedua, kalau cocok langsung nikah,” jawab Dika sambil tersenyum lebar.
Aku mendengar jawabannya begitu terpaku. Dika, dia sudah berubah setahun ini. Pikiranku melayang pada cerita masa lalunya yang mempunyai beberapa mantan kekasih.
Dan saat kami kuliah, dia menjalin hubungan asmara dengan teman perempuan seangkatannya. Sedikit ragu, apakah ia menjawabnya dengan jujur atau tidak. Untuk itulah, aku bertanya pada Dea, yang satu kantor dengannya.
Aku, Dika, dan Dea berkuliah pada fakultas yang sama. Dika adalah seniorku. Tapi kami pernah satu kelas perkuliahan dan lulus bersama-sama.
“Kalau kamu gimana? Apa udah ada seorang laki-laki yang dekat?” tanya Dika balik.
“Hmm… Belum ada kok. Sepertinya aku ditakdirkan masih sendirian sampai sekarang ini,” jawabku singkat. Dika terkekeh lalu menyemangatiku suatu hari nanti pasti ada seorang laki-laki yang akan mendampingiku.
***
Jika kamu mencintai seseorang, maka ungkapkanlah perasaanmu. Mencintai diam-diam tanpa diketahui olehnya akan lebih menyakitkan.
Kalimat yang terus terngiang dalam benakku. Kuakui sejak pertemuan itu perasaan cinta kepadanya semakin kuat. Mungkin Dika masih menganggap aku sebagai adik kelasnya juga temannya.
Tidak ada yang tahu kapan hati berubah jadi cinta.
Aku sudah menyiapkan mental. Tak masalah dia menolakku. Kukirim BBM kepadanya.