Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis di Kementerian Kesehatan RI

Akrab disapa Fitri Oshin. WHO Certificate of Achievement on Zoonotic disease-One Health, Antimicrobial resistance, Infodemic Management, Artificial Intelligence for Health, Health Emergency Response, etc. Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Bidang peminatan kebijakan kesehatan mencakup Infectious disease, Health system, One Health dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Belajar "Berkawan" dengan Sampah dari Kota Osaki

6 Februari 2015   18:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:43 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu teknisi lingkungan tim Osaki Jepang menambahkan penutup botol kemasan harus sudah dilepas sebelum masuk ke bank sampah. Hal tersebut akan memudahkan petugas bank sampah memproses ke tahap selanjutnya. Ia pun kagum melihat botol kemasan yang telah dicuci bersih.

[caption id="attachment_367540" align="aligncenter" width="640" caption="Teknisi lingkungan dari tim Osaki Jepang memerhatikan botol kemasan dan gelas plastik bekas minuman yang telah dicuci bersih (Arsip Pribadi)"]

14231937001164986797
14231937001164986797
[/caption]

[caption id="attachment_367542" align="aligncenter" width="640" caption="Teknisi lingkungan dari tim Osaki Jepang kagum dengan botol kemasan dan gelas plastik bekas minuman yang telah dicuci bersih (Arsip Pribadi)"]

14231939971696024634
14231939971696024634
[/caption]

Hasilkan kompos terbaik

Yasuhiro bersama tim menyaksikan langsung sisa-sisa makanan dan dedaunan dicacah oleh mesin pencacah. Hasil cacahan tersebut diproses menjadi pupuk kompos. Sebelum kompos siap jadi harus melewati proses pendiaman.

Kadar air dan penempatan kompos menjadi titik perbincangan. Melalui pengamatan, Yasuhiro dan tim melihat kadar air pada kompos terlampau tinggi. Proses pembuatan pupuk kompos harus memerhatikan tingkat kadar air.

[caption id="attachment_367543" align="aligncenter" width="640" caption="Yasuhiro melihat proses pembuatan kompos (Arsip Pribadi)"]

14231942241533266993
14231942241533266993
[/caption]

Jika kadar air berlebih, maka hasil akhirnya kurang maksimal. Penempatan kompos pun tidak terlihat penutupnya. Tempat bank sampah SMP Negeri 2 Depok memang terbuka. Hanya atap sebagai pelindung, sedangkan kiri-kanan tak bersekat.

Praktis, bila hujan tiba, air hujan bisa membasahi kompos yang belum jadi. Rembesan atau percikan air sedikit ikut memengaruhi keberhasilan kompos. Penempatan kompos seyogianya tidak dalam satu lokasi.

“Kadar air komposnya terlalu banyak. Ini tidak bagus. Selain itu, penempatan kompos dibagi dua secara terpisah. Proses pengadukan selama tiga hari, diaduk secara merata. Selanjutnya, didiamkan sampai keluar jamur dan serbuk putih. Itu tidak berbahaya. Waktu yang diperlukan hingga proses kompos siap jadi selama tiga bulan,” saran teknisi pengelolaan sampah tim Osaki Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun