Mohon tunggu...
Fitri Hartawati
Fitri Hartawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jambi

Bahagia lah dengan caramu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hilang!!

25 Mei 2023   23:50 Diperbarui: 25 Mei 2023   23:57 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya ma, Rara ingin sekali ke pantai."

"Makanya ayo sekolah"

Rara sekarang duduk di bangku SMP. Memang dapat dikatakan sudah remaja, namun sifat Rara kepada kedua orang tuanya masih dibilang seperti anak yang masih duduk di bangku SD.

Begitulah setiap paginya, ketika akan sekolah Rara selalu dibangunkan oleh ibunya. Itu juga alasan kenapa ibunya berhenti bekerja. Ayahnya ingin Rara diurus semaksimal mungkin oleh ibunya. Oleh karena itu ibunya rela berhenti bekerja. Setiap pagi ibunya mengantarkan Rara ke sekolah yang letaknya lumayan jauh dari rumah. Ibunya memilih sekolah itu karena itu merupakan sekolah favorit yang ada di daerahnya. Ibunya tak mau salah pilih kalau untuk pendidikan Rara. Biasanya di siang hari Rara tak lagi dijemput oleh ibunya, melainkan ia dijemput oleh pak Dadang yang merupakan sopir pribadi ayahnya.

Sepulang sekolah, Rara langsung mencari ibunya untuk melakukan kebiasaan selepas pulang sekolah yaitu mencium tangan ibunya. Namun Rara melihat ibunya yang sedang menangis di kamar sambil melihat foto ayahnya. Rara bingung kenapa ibunya menangis, padahal Rara ingin sekali menanyakan kapan ayahnya pulang dan mengajak dia ke pantai.

"Maa, kenapa mama menagis?" Sambil memeluk ibunya.

"Mama gak papa kok sayang."

"Ma kapan ayah pulang?"

"Sebentar lagi ayah pulang sayang," sambil memeluk Rara

dengan erat dan tangisan pun makin menjadi.

"Mama kenapa kok makin nangis?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun