Beberapa mobil berhenti dan kami harus negosiasi menawar tarif mobil. Harga yang ditawarkan cukup mahal. Alasannya karena jalan menuju kesana sangat buruk. Pada akhirnya, ada mobil yang bersedia mengangkut kami setelah kami terus menawar.
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami lagi menuju ke desa Fatumnasi. Sepanjang perjalanan saya melihat begitu banyak pemandangan indah, dan udara juga terasa sangat sejuk. Kami melihat pepohonan-pepohonan yang tinggi besar dan bukit-bukit.Â
Setelah itu, kami melewati jalan yang kondisinya sangat buruk. Jalan mendaki dengan bebatuan yang mudah lepas, membuat saya dan teman-teman berteriak-teriak ketakutan saat melewatinya.
Meskipun begitu, kami tetap merasa senang sepanjang perjalanan. Saya dan teman-teman senang sekali bercanda selama perjalanan. Selain itu, kami juga senang menyapa orang - orang yang kami lewati. Saya dan teman-teman merasakan menjadi wisatawan saat itu.
Pada akhirnya kami tiba di tempat tujuan kami, yaitu di Homestay Lopo Mutis. Kami disambut dengan sangat ramah dan hangat oleh Bapak Mateos Anin. Kami dipersilahkan duduk di aula utama Lopo Mutis lalu dijelaskan tentang keadaan-keadaan di sana.
Â
Menggali Informasi dan Tradisi
Karya: Hintol Fanry Olbata
Pada tanggal 30 November hingga 1 Desember, 2 hari 1 malam, saya bersama 7 teman saya dan 1 guru pendamping melakukan studi wisata ke desa Fatumnasi salah satu dari 7 Destinasi Pariwisata Estate Provinsi NTT. Letaknya di Molo Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan. Destinasi tersebut sedang dalam proses pembangunan menjadi desa wisata dengan daya tarik utamanya adalah gunung Mutis.
Kami serombongan berangkat dari Kupang sekitar jam 10 pagi menggunakan bus antar kota dengan tarif 25.000 per orang. Waktu perjalanan kurang lebih 3 jam perjalanan. Setibanya kami di Soe, tepatnya di cabang Kapan kami turun dari bus dan mencari transportasi lanjutan.Â