Mohon tunggu...
Fitri Ciptosari
Fitri Ciptosari Mohon Tunggu... Dosen - Proud to be NTT

Berkonsentrasi pada isu pembangunan pariwisata (Human-Centric)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengawal Kebangkitan Pariwisata NTT

29 Januari 2019   22:16 Diperbarui: 8 Februari 2019   12:30 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam upaya mewujudkan pariwisata NTT yang lebih berdaya saing, sangat penting bagi pemerintah untuk konsisten pada pembangunan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. Jangan sampai strategi-strategi yang dicanangkan hanya untuk membangun image baik pariwisata di mata turis semata, tetapi mengabaikan citra pariwisata dimata masyarakat. Jangan sampai pembangunan pariwisata hanya ditujukan untuk menjawab ekspektasi dan imajinasi wisatawan semata, tetapi tidak menjawab ekspektasi dan harapan masyarakat.

Jangan sampai terjadi Greedy Tourism yaitu pola wisata yang bersifat keserakahan yang justru menyebabkan timbulnya banyak persoalan seperti ketidakseimbangan sosial, kemiskinan dan rusaknya sumber daya alam.

Greedy Tourism biasanya diwakili oleh bentuk pariwisata massal. Perlu diketahui bahwa pariwisata massal tidak selalu identik dengan aktivitas wisata yang masal, namun juga terkait dengan pembangunan pariwisata yang massive yang mengabaikan daya dukung lingkungan dan sosial. Intinya, jangan sampai setiap kebijakan pariwisata yang dibuat hanya berorientasi pada kepuasan wisatawan dan mengabaikan hak-hak dan kebutuhan masyarakat lokal.

Jangan sampai keyakinan terhadap pariwisata sebagai mimpi pembangunan dan harapan mengakhiri ketertinggalan justru menjadi persoalan ketika memperlihatkan realitas yang berbeda. Pariwisata yang secara luas diyakini memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal jangan sampai hanya menguntungkan industri pariwisata semata.

Jika pariwisata dianggap mampu menjadi lokomotif yang menarik NTT keluar dari permasalahan kemiskinan, maka perlu dilihat sejauh mana perkembangan pariwisata dalam memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal baik secara ekonomi ataupun pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas hidup. Hal ini sesuai dengan perubahan paradigma pembangunan dari upaya mengejar pertumbuhan (growth) ke arah pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Jika pariwisata dilihat sebagai sektor unggulan yang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan di NTT, maka target pencapaian tentunya tidak sebatas pada banyaknya tingkat kunjungan wisatawan dan tingginya PAD yang diterima. Ukuran keberhasilan yang harus dilihat adalah seberapa tinggi tingkat keterlibatan dan kesejahteraan masyarakat lokal dalam pembangunan pariwisata, seberapa banyak peluang ekonomi bagi masyarakat lokal dari hadirnya pariwisata.

Akhirnya, tulisan ini menyisakan pertanyaan tentang apa indikator keberhasilan dari pembangunan pariwisata NTT kedepan? Apakah tingginya PAD? Apakah tingginya tingkat kunjungan? Apakah tumbuhnya kewirausahan lokal? Apakah berkembangnya pariwisata berbasis komunitas? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun