Tema dalam novel Semua Ikan di Langit adalah Petualangan dan Pembelajaran. Yaitu perjalanan Bus Damri mengantarkan Beliau sampai ke tujuan akhirnya. Hal ini terungkap dalam kutipan “Atau mungkin, karena, sebagai sebuah bus, saya merasa tidak akan pernah puas sebelum berhasil mengantarkan penumpang saya sampai ke tujuan akhirnya.” (Semua Ikan di Langit, h. 29).
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel ini sebenarnya cukup sederhana karena tidak ditemukan bahasa yang sulit dipahami. Namun, cara pembaca dalam menangkap makna yang tersirat dari novel merupakan hal yang sulit dipahami oleh pembaca seumuran saya.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama karena tertera dalam novel, seringkali penulis melampirkan kata “Saya”.
Latar Waktu
Latar waktu di dalam novel ini sangat beragam dan tidak berjalan secara kronologis karena novel ini memiliki latar waktu yang lepas dari perhitungan waktu manusia. Hal ini dibuktikan dengan kutipan “Kata Nad, karena kami bepergian melintasi waktu secara acak, wajar saja kalau ukuran waktu tidak relevan bagi kami.” (Semua Ikan di Langit, h. 79).
Secara umum, latar waktu seperti pagi, siang, sore dan malam terdapat di dalam novel. Seperti latar pagi hari yang dibuktikan dengan kutipan:
“Sore berganti malam, dan malam diganti larut malam, dan larut malam berganti dini hari, kemudian akhirmya subuh menjemput, ketika seorang lelaki yang membawa pacul datang mendekati saya.” (Semua Ikan di Langit, h. 136).
“Lelaki itu menyapanya dengan, ‘Selamat pagi! Selamat pagi! Selamat pagi!’" (Semua Ikan di Langit, h. 138).
Latar siang yang dibuktikan dengan kutipan: