Mohon tunggu...
Fitria Zahra
Fitria Zahra Mohon Tunggu... Penulis - ⚕

helloツ I love reading books, watching movies and listening to musics, nice to meet you ʚ♡ɞ ✩°。 ⋆⸜ 🎧✮

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Semua Ikan di Langit"

6 Maret 2021   08:49 Diperbarui: 6 Maret 2021   09:00 9028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan Maret 2017, ia dilaporkan sedang menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum, Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Ia masuk ke fakultas hukum dengan mengikuti jejak ayahnya yang merupakan seorang pengacara. 

Buku yang dikarangnya merupakan gabungan antara cerita anak, fantasi, fiksi ilmiah, dongeng, hingga mitos penciptaan dunia. Novelnya yang berjudul Di Tanah Lada menjadi juara kedua dalam sayembara novel tahunan yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta di tahun 2015. 

Hobi menulis yang ditekuninya sudah berlangsung lama, ia pernah menulis cerita anak dan remaja dalam serial Fantasteen. Kemudian, buku Semua Ikan di Langit diikutsertakan oleh Ziggy dalam Sayembara Menulis Novel Dewan Keseniaan Jakarta tahun 2016. Buku ini menjadi juara pertama dalam sayembara tersebut.

Dalam novel ini, ia berhasil membawa pembaca terhanyut dalam kisah dengan tingkat imajinasi tinggi dimana novel ini menceritakan kisah perjalanan bus damri biasa. Sang bus, Saya, menjadi teman perjalanan Beliau dan para ikan julung-julung. 

Kemudian akan muncul juga kecoak Rusia cerdas yang bernama Nadezhda atau biasa dipanggil Nad. Perjalanan mereka melintasi waktu; masa lampau, masa dimana bus damri masih ada, hingga masa depan yaitu Kiamat. Mereka berpergian melintasi daratan dan lautan di Bumi hingga luar angkasa. 

Mereka mengunjungi banyak manusia, hewan dan mungkin benda; menyelamatkan mereka, menghukum mereka atau sekadar memberi tumpangan. 

Hingga perjalanan terakhir mereka, yang diawali dengan tenggelamnya Membingungkan dan munculnya si Jahannam yang membuat seluruh makhluk di bumi tunduk kepadanya dan mengakibatkan berakhirnya zaman atau kiamat. Apakah perjalanan Saya sang bus damri dengan Beliau berjalan mulus? Akankah Saya tunduk kepada si Jahannam atau sebaliknya, tetap berpihak di sisi Beliau?

Sinopsis

Saya, bus Damri yang tak pernah bosan dengan pekerjaan sehari-harinya yaitu berkeliling kota melalui trayek Dipatiukur-Leuwipanjang, suatu hari diajak ikan julung-julung untuk menemani "Beliau" berjalan-jalan. 

Mulai dari zaman sekarang hingga awal mula dan akhir suatu dunia. Trayek baru yang dikunjungi Saya menjadi angkasa luas yang melintasi dimensi ruang dan waktu.

Perjalanan dimulai dengan menyelamatkan seekor kucing malang bernama Bastet. Ia lalu diturunkan di padang pasir luas agar ia bisa bergerak bebas. Kemudian di sebuah penjara luar angkasa Nad ditemukan beserta anak-anaknya. Nad diselamatkan dan menjadi teman perjalanan Saya dengan Beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun