Dalam teologi Islam agama dan politik tidak dapat dipisahkan, karena menutur pemahaman Islam, kitab suci al-Qur'an memperlakukan kehidupan manusia sebagai suatu keseluruhan yang organik. Artinya, semua bidang kehidupan manusia harus dibimbing oleh petunjuk-petunjuk yang bersumber dari Al-Qur'an, termasuk di dalamnya adalah kehidupan politik.Â
Karena itu kiranya tidak dibesar-besarkan untuk mengatakan bahwa perkembangan politik di Indonesia. Tidak bisa dilepaskan dari perjuangan politik islam di Indonesia.
Dalam perjalanannya, kiprah politik Islam di panggung kekuasaan Indonesia banyak mengalami pasang surut. Masa awal orde baru sampai akhir tahun 1980-an bisa dikatakan bahwa politik Islam di Indonesia banyak berada di luar arena kekuasaan.Â
Politik Islam di Indonesia hampir mendekati ke arah cita-cita yang diharapkan dan cita-cita yang diimpikan. Hampir setiap sudut panggung kekuasaan politik di Indonesia sudah ada di dalam genggamannya.
Dalam sejarah Indonesia, Islam merupakan suatu kekuatan yang sangat berperan dalam perlawanan menentang penjajah. Islam pada masa itu merupakan salah satu garda terdepan dalam mengusir penjajah. Dalam rangka mengusir penjajah tersebut diperlukan alat organisasi dalam penyatu aspirasi dan tujuan.Â
Maka tercatatlah berdirinya Sarekat Islam, organisasi pertama kekuatan politik yang anggotanya terbanyak di antara organisasi-organisasi pergerakkan lainnya.
Selanjutnya pasca kemerdekaan Indonesia, keluarlah maklumat wakil presiden no.X tahun 1945 yang memperbolehkan berdirinya partai-partai politik. Umat Islam merespon maklumat tersebut dengan mendirikan partai politik Masyumi.
 Berdirinya Masyumi ini dimaksudkan sebagai satu-satunya partai politik yang akan memperjuangkan aspirasi dan nasib umat Islam Indonesia. Partai politik ini didukung oleh dua ormas Islam yang terbesar, yaitu NU dan Muhammadiyah.
Politik islam dalam rangkaian peraturan politik di masa-masa awal kemerdekaan sampai masa orde baru lebih banyak berorientasi pada masalah ideologi negara. Hal ini menyebabkan politik Islam cenderung dianggap mengganggu stabilitas politik, dan karena itu menghambat pembangunan. Konsekuensinya adalah partai Masyumi di bubarkan dan partai-partai Islam tidak banyak mendapatkan dukungan.Â
Dengan melemahnya kekuatan politik umat Islam muncul para pembaharu muda yang menawarkan sebuah gerakan pembaharuan Islam dari dimensi ritual dan Kemasyarakatan.