Untuk mempercepat proses penguraian bahan organik, mikroorganisme efektif (EM4) atau inokulan lain seperti ragi ditambahkan ke dalam campuran. Mikroorganisme ini berfungsi untuk menguraikan senyawa organik kompleks menjadi senyawa sederhana yang lebih mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, molase atau gula merah sering ditambahkan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme, sehingga proses fermentasi berjalan lebih cepat dan efisien.
4. Proses Fermentasi
Campuran limbah dibiarkan dalam wadah tertutup selama 7--14 hari. Wadah ini harus kedap udara untuk menciptakan kondisi anaerob yang optimal bagi aktivitas mikroorganisme. Selama fermentasi, mikroorganisme akan menguraikan bahan organik menjadi senyawa seperti asam amino, asam humat, dan senyawa lain yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Proses ini juga menghasilkan bau khas fermentasi, sehingga wadah fermentasi sebaiknya diletakkan di tempat yang terpisah dari pemukiman.
5. Penyaringan dan Penyimpanan
Setelah proses fermentasi selesai, campuran disaring untuk memisahkan residu padat dari cairannya. Cairan hasil penyaringan ini adalah pupuk cair yang siap digunakan. Pupuk cair kemudian disimpan dalam wadah kedap udara untuk mencegah kontaminasi dan degradasi kualitas. Wadah penyimpanan sebaiknya diletakkan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung untuk menjaga stabilitas pupuk.
Pengukuran Kualitas Pupuk Cair
Kualitas pupuk cair organik harus dievaluasi untuk memastikan efektivitasnya dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Berikut adalah beberapa parameter penting yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas pupuk cair:
1. Kandungan Nutrisi (NPK):
Kandungan nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) adalah indikator utama kualitas pupuk cair. Kandungan ini diuji di laboratorium menggunakan metode spektrofotometri atau titrasi. Pupuk cair yang baik harus memiliki kandungan NPK yang seimbang untuk mendukung berbagai tahap pertumbuhan tanaman.
2. pH Larutan:
pH pupuk cair diukur menggunakan pH meter. Nilai pH yang ideal berkisar antara 5,5 hingga 7,0, yang sesuai dengan kebutuhan sebagian besar tanaman. pH yang terlalu asam atau basa dapat merusak struktur tanah dan mengurangi efektivitas pupuk.