Mohon tunggu...
Fitri Aulia
Fitri Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

lala lele lili lulu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Pemanfaatan Limbah Tahu sebagai Pupuk Cair Organik: Solusi Efektif untuk Pertanian Berkelanjutan dan Pengelolaan Limbah Ramah Lingkungan

22 Desember 2024   19:58 Diperbarui: 22 Desember 2024   19:58 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Untuk mempercepat proses penguraian bahan organik, mikroorganisme efektif (EM4) atau inokulan lain seperti ragi ditambahkan ke dalam campuran. Mikroorganisme ini berfungsi untuk menguraikan senyawa organik kompleks menjadi senyawa sederhana yang lebih mudah diserap oleh tanaman. Selain itu, molase atau gula merah sering ditambahkan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme, sehingga proses fermentasi berjalan lebih cepat dan efisien.

4. Proses Fermentasi

Campuran limbah dibiarkan dalam wadah tertutup selama 7--14 hari. Wadah ini harus kedap udara untuk menciptakan kondisi anaerob yang optimal bagi aktivitas mikroorganisme. Selama fermentasi, mikroorganisme akan menguraikan bahan organik menjadi senyawa seperti asam amino, asam humat, dan senyawa lain yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Proses ini juga menghasilkan bau khas fermentasi, sehingga wadah fermentasi sebaiknya diletakkan di tempat yang terpisah dari pemukiman.

5. Penyaringan dan Penyimpanan

Setelah proses fermentasi selesai, campuran disaring untuk memisahkan residu padat dari cairannya. Cairan hasil penyaringan ini adalah pupuk cair yang siap digunakan. Pupuk cair kemudian disimpan dalam wadah kedap udara untuk mencegah kontaminasi dan degradasi kualitas. Wadah penyimpanan sebaiknya diletakkan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung untuk menjaga stabilitas pupuk.

Pengukuran Kualitas Pupuk Cair

Kualitas pupuk cair organik harus dievaluasi untuk memastikan efektivitasnya dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Berikut adalah beberapa parameter penting yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas pupuk cair:

1. Kandungan Nutrisi (NPK):

Kandungan nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) adalah indikator utama kualitas pupuk cair. Kandungan ini diuji di laboratorium menggunakan metode spektrofotometri atau titrasi. Pupuk cair yang baik harus memiliki kandungan NPK yang seimbang untuk mendukung berbagai tahap pertumbuhan tanaman.

2. pH Larutan:

pH pupuk cair diukur menggunakan pH meter. Nilai pH yang ideal berkisar antara 5,5 hingga 7,0, yang sesuai dengan kebutuhan sebagian besar tanaman. pH yang terlalu asam atau basa dapat merusak struktur tanah dan mengurangi efektivitas pupuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun