Penggunaan energi surya terus berkembang sebagai alternatif yang berkelanjutan dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Salah satu inovasi yang kini banyak dibicarakan adalah sel surya berbasis perovskit. Teknologi ini menawarkan efisiensi tinggi dengan biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan sel surya silikon tradisional. Artikel ini akan mengulas komponen material lapisan, proses aneling, serta cara kerja sel surya perovskit secara menyeluruh.
Apa Itu Perovskit?
Perovskit adalah istilah yang digunakan untuk struktur kristal yang memiliki rumus kimia umum ABX. Dalam aplikasi sel surya, material perovskit yang sering dipakai adalah senyawa halida timbal, seperti methylammonium lead iodide (CHNHPbI). Senyawa ini sangat efisien dalam menyerap cahaya, memungkinkan terjadinya konversi energi yang optimal.
Struktur Lapisan pada Sel Surya Perovskit
Sel surya perovskit terdiri dari beberapa lapisan yang bekerja sinergis untuk menyerap dan mengonversi cahaya menjadi listrik:
Lapisan Substrat: Substrat ini umumnya terbuat dari kaca atau bahan plastik fleksibel yang menjadi dasar untuk lapisan-lapisan lainnya.
Lapisan Elektrode Transparan: Terbuat dari material konduktif transparan seperti indium tin oxide (ITO) atau fluorine-doped tin oxide (FTO). Fungsinya adalah menghantarkan elektron yang dihasilkan oleh sel ke rangkaian listrik eksternal.
Lapisan Transport Elektron (ETL): Terbuat dari bahan seperti titanium dioksida (TiO) atau zinc oxide (ZnO), lapisan ini berperan dalam mengangkut elektron dari lapisan perovskit menuju elektrode.
Lapisan Perovskit: Ini merupakan inti dari perangkat, di mana foton dari cahaya matahari diserap dan diubah menjadi pasangan elektron-hole.
Lapisan Transport Hole (HTL): Berfungsi mengangkut hole ke elektrode belakang, umumnya menggunakan material seperti spiro-OMeTAD atau polimer PEDOT
Lapisan Elektrode Belakang: Biasanya terbuat dari logam seperti emas atau perak, lapisan ini bertugas untuk mengumpulkan hole dari HTL dan menyalurkannya.
Proses Aneling pada Sel Surya Perovskit
Proses aneling, atau pemanasan, adalah tahapan penting dalam pembuatan sel surya perovskit. Pemanasan ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas kristal dan meningkatkan stabilitas material perovskit. Proses yang optimal dapat meningkatkan efisiensi perangkat dengan meminimalkan cacat kristal.
Tahapan Aneling meliputi:
Pemanasan Awal: Lapisan perovskit dipanaskan secara bertahap pada suhu sekitar 100C hingga 150C.
Pembentukan Kristal: Pada suhu lebih tinggi, kristal perovskit mulai terbentuk lebih teratur, meningkatkan mobilitas elektron dan hole.
Pendinginan: Setelah aneling selesai, lapisan didinginkan perlahan untuk menghindari keretakan dan cacat lainnya.
Cara Kerja Sel Surya Perovskit
Prinsip kerja sel surya perovskit didasarkan pada efek fotovoltaik, yaitu konversi cahaya menjadi energi listrik. Saat foton matahari diserap oleh lapisan perovskit, energi dari foton tersebut menyebabkan terjadinya eksitasi elektron. Elektron yang terbentuk ini kemudian bergerak menuju lapisan ETL, sedangkan hole-nya diangkut oleh HTL. Proses ini menghasilkan arus listrik yang dapat digunakan untuk keperluan energi.
Keunggulan dan Tantangan Teknologi Sel Surya Perovskit
Teknologi perovskit memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sel surya berbasis silikon, di antaranya:
- Efisiensi Tinggi: Sel surya perovskit telah mencapai efisiensi hingga lebih dari 25%, mendekati kinerja sel surya berbasis silikon.
- Biaya Produksi Lebih Murah: Bahan perovskit mudah diproses dengan biaya lebih rendah dibandingkan silikon.
- Fleksibilitas Material: Sel surya perovskit dapat diterapkan pada substrat fleksibel, memungkinkan penggunaannya pada berbagai permukaan.
Namun, beberapa tantangan masih perlu diatasi, antara lain:
- Stabilitas: Material perovskit rentan terhadap kelembapan dan oksigen, yang memengaruhi umur perangkat.
- Toksisitas Timbal: Kebanyakan material perovskit mengandung timbal, yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan jika tidak dikelola dengan benar.
Masa Depan Sel Surya Perovskit
Terlepas dari berbagai tantangan, teknologi sel surya perovskit menunjukkan potensi besar dalam revolusi energi terbarukan. Peneliti terus mengembangkan material ini agar lebih stabil dan ramah lingkungan, sehingga di masa depan, sel surya perovskit dapat menjadi solusi utama dalam memenuhi kebutuhan energi dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H