Di sisi lain, pembelajaran konvensional cenderung memiliki tingkat interaktivitas yang lebih rendah, dengan peran sentral guru sebagai sumber utama pengetahuan. Siswa seringkali berperan sebagai penerima pasif yang mendengarkan ceramah guru. Faktor motivasi intrinsik seringkali kurang dalam pembelajaran konvensional, dan siswa dapat kehilangan minat dalam materi yang disampaikan secara monoton. Umpan balik dalam pembelajaran konvensional mungkin lebih terbatas atau memakan waktu lebih lama, karena guru harus menilai kinerja siswa secara manual. Selain itu, pembelajaran konvensional cenderung mengikuti kurikulum yang sudah ada tanpa banyak variasi dalam metode pengajaran.
Secara keseluruhan, Kahoot memberikan pendekatan yang lebih interaktif, memotivasi belajar, dan memberikan umpan balik instan, sementara pembelajaran konvensional cenderung memiliki tingkat interaktivitas yang lebih rendah dan dapat mengalami kurangnya faktor motivasi intrinsik. Penggunaan metode pembelajaran tertentu akan sangat tergantung pada tujuan pembelajaran dan preferensi siswa serta guru.
Referensi
Damayanti, NA, & Dewi, RM (2021). Pengembangan Aplikasi Kahoot Sebagai Media Evaluasi Hasil Belajar Siswa. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan.
Alfansyur, A, & Mariyani, M (2019). Pemanfaatan Media Berbasis ICT 'Kahoot'Dalam Pembelajaran PPKN Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Bhineka Tunggal Ika, core.ac.uk,
Hadi, S, & Kasum, MU (2015). Pemahaman konsep matematika siswa SMP melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe memeriksa berpasangan (Pair Checks). Jurnal Pendidikan Matematika, scholar.archive.org,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H