Desa Pendowo terletak di Kelurahan Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Mata pencaharian masyarakat Pendowo yaitu ada yang sebagai karyawan swasta, ada yang sebagai tentara, ada yang sebagai pengrajin bambu yang di anyaman dan pada akhirnya menjadi sebuah kreneng (bahasa jawa) yang dapat digunakan untuk membungkus buah atau keramik.
Pembagian Wilayah di desa Pendowo dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu: Pendowo Kulon dan Pendowo Lor. Pendowo Lor dibagi menjadi 6 RT,yaitu:
- 87 dijabat oleh Bapak Sunardi
- 88 dijabat oleh Bapak Abdul Roim
- 89 dijabat oleh Bapak Ponijo
- 90 dijabat oleh Bapak Sigit Puryadi
- 91 dijabat oleh Bapak Kuat
- 92 dijabat oleh Bapak Hermawan.
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.Multikulturalisme berhubungan dengan kebudayaan dan kemungkinan konsepnya dibatasi dengan muatan nilai atau memiliki kepentingan tertentu.
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut. Berbagai macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme :
- Multikulturalisme Isolasionis
Isolasionis mengacu kepada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi satu sama lain. Contoh kelompok ini adalah seperti masyarakat yang ada pada sistem “millet” di Turki Usmani atau masyarakat Amish di USA. Kelompok ini menerima keragaman, tetapi pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari masyarakat lain umumnya.
- Multikulturalisme Akomodatif
Yakni masyarakat plural yang memiliki kultur atau budaya dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat kaum multikultural akmodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kutural dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka; sebaliknya kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Tipe masyarakat multikulturalisme akomodatif ini dapat ditemukan di Inggris, Prancis, dan beberapa negara eropa lainnya.
- Multikulturalisme Otonomis
Yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompk kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Fokus pokok kelompok ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok kultural dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok dapat eksis sebagai mitra yang sejajar. Contoh masyarakat jenis ini di antaranya ialah kelompok Quebecois di Kanada, dan kelompok-kelompok muslim imigran di Eropa yang menuntut untuk dapat menerapkan syari’ah, mendidik anak-anak mereka pada sekolah Islam, dan sebagainya.
- Multikulturalisme Kritikal
Kritikal atau interaktif yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu fokus dengan kehidupan kultural otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif mereka. Contoh jenis multikulturalisme ini ialah perjuangan masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat, Inggris, dan negara eropa lainnya.
Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
- Multikulturalisme Kosmopolitan
Multikulturalisme kosmopolitan yakni dimana masyarakat plural berusaha menghapuskan batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat dimana setiap individu tidak lagi terkait pada budaya tertentu, dan sebaliknya secara bebas terlibat dalam eksperimen-eksperimen interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing. Sebagian besar pendukung multikulturalisme jenis ini ialah kelompok liberal yang memiliki kecenderungan postmodern, memandang seluruh budaya sebagai resources yang dapat mereka pilih dan ambil secara bebas. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.
Masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang komponennya menggambarkan lebih dari satu unsur, kultur-sub kultur, budaya, keyakinan, system keyakinan, agama ,suku bangsa dan lain-lain. Jadi masyarakat multikulturalisme merupakan konsep pengelolaan masyarakat yang secara cultural majemuk, sekecil apapun tingkat dan lingkup kemajemukan budaya tersebut dengan memberikan pengakuan (rekognisi) atas eksistensi komponen kemajemukan tersebut. Pengakuan tersebut dalam fenomena kontemporer merupakan tuntutan (demand). Oleh karenanya ketiadaan pengakuan, yang berarti nihilnya pemenuhan tuntutan, sangat potensial terhadap munculnya berbagai konflik.
Disini saya akan mencoba mengamati desa Pendowo yang bertepatan pada RT 88 yang dipimpin oleh ketua RT yaitu Bapak Abdul Roim. Desa Pendowo ini merupakan desa yang mempunyai multikulturalisme akomodatif karena masyarakatnya plural yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat kaum multikultural akmodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kutural dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka, sebaliknya kaum minoritas tidak menantang kultur dominan.
Di desa Pendowo ini juga memiliki kelompok dominan, utama dan minoritas dalam berkehidupan bersosial, dan memiliki hubungan yang erat. Contohnya dalam melaksanakan gotong royong, di desa Pendowo ini tidak memandang kelompok dominan , utama maupun minoritas dalam bersosial karena dalam kelompok tersebut memiliki hubungan yang erat dengan kelompok satu sama lainnya. Sehingga tidak pernah terjadi perselisihan atau terjadi konflik antara kelompok dominan, utama, maupun kelompok minoritas di desa Pendowo.
Di desa Pendowo dikatakan kelompok dominan karena di lihat dari perspektif segi kepercayaan yaitu menganut agama Islam, walaupun ada juga yang menganut agama non Islam namun di desa Pendowo dominan menganut agama Islam. Di desa Pendowo ini juga dominan penduduknya asli warga setempat bukan pendatang walaupun ada yang penduduk pendatang , karena membeli tanah atau mengontrak di desa Pendowo. Penduduk pendatang yang akan tinggal di desa Pendowo juga diterima baik oleh penduduk asli desa Pendowo tersebut. Walaupun ada juga yang pendatang dari daerah lain namun penduduk desa Pendowo tetap mempunyai kebudayaan yang kuat dengan kebudayaannya sendiri, dan penduduk desa Pendowo tidak mudah terpengaruh dengan kebudayaan dari luar tersebut. Selain itu kelompok dominan di desa Pendowo masyarakatnya berperan aktif dalam berkehidupan bersosial. Kelompok dominan di desa Pendowo ini belum tentu di katakan sebagai kelompokan utama. Karena kelompok dominan merupakan masyarakat asli dari daerah tersebut walaupun tidak mempunyai peran atau tanggungjawab yang berat seperti peran atau tanggungjawab kelompok utama, sehingga dapat dikatakan sebagai kelompok dominan belum tentu di katakan kelompok utama. Di katakan kelompok utama yaitu seperti ketua rumah tangga (RT), rukun warga (RW) dan kepala desa dalam memberikan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya dalam hal ekonomi maupun sosial. Namun kelompok utama juga belum merupakan kelompok dominan. Karena kelompok utama ini lebih memiliki tanggung jawab ataupun peran yang berat terhadap penduduknya daripada kelompok dominan. Karena kelompok dominan hanya merupakan masyarakat asli desa tersebut. Sedangkan di katakana kelompok minoritas jika dilihat dari perspektif bersosial yaitu masyarakatnya yang kurang berperan aktif dalam berkehidupan bersosial. Selain itu di desa Pendowo juga ada kelompok minoritas namun memiliki peran utama dalam berkehidupan bersosial, semisal ada orang yang pendatang dan pada akhirnya dipilih atau dipercayai oleh masyarakat setempat untuk menjabat sebagai ketua RT yang bahwasannya ketua RT merupakan tergolong kelompok utama dalam masyarakat desa. Dalam hal ini berarti bahwa yang menjadi seorang pendatang atau yang di sebut kelompok minoritas belum tentu selalu menjadi di sebut kelompok minoritas namun bisa memiliki peran utama dalam berkehidupan bersosial. Namun kelompok minoritas ini sangat berpengaruh dengan kelompok-kelompok yang lainnya. Dan dalam interaksi ke tiga kelompok tersebut terjalin hubungan yang baik dan erat dalam kehidupan bersosial antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya.
Dalam hal ini saya sebagai masyarakat Pendowo, Kelurahan Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul merupakan kelompok dominan bukan kelompok utama karena saya hanya berperan aktif dalam berkehidupan bersosial, bukan memberikan penuh kepada masyarakat Pendowo, dalam hal kesejahteraan dan kemakmuran. Sedangkan dalam hal memberikan kesejahteraan dan kemakmuran kepada masyarakat setempat merupakan peran atau tanggung jawab sebagai kelompok utama dalam masyarakat.
