Mohon tunggu...
Fitriyah
Fitriyah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis adalah cara untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ruang Hati

14 Oktober 2022   13:25 Diperbarui: 14 Oktober 2022   13:29 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian Rani menarik laci di depannya dan mengambil pengecas putih. Lalu diserahkannya padaku.

"Terima kasih. Aku bawa dulu ya."

"Iya bawa saja, Mas. Baterai ponselku masih penuh kok." Ujarnya sambil tersenyum menampilkan kedua lesung pipinya.

Aku kembali ke tempat kerjaku dan langsung mengisi daya baterai ponsel. Sambil menunggu terisi, aku mulai memeriksa file yang akan aku revisi. Karena keasyikan dengan desain aku lupa mnegabari Tiana. Cepat-cepat kunyalakan ponselku. Ada lima panggilan tak terjawab dari Tiana. Dan dia meninggalkan satu pesan.
Kenapa belum datang? Kamu baik-baik saja kan?
Hanya itu pesannya.
Buru-buru aku membalas pesan chatnya. Aku sunguh menyesal lupa mengabarinya.

***

"Hai, sudah lama menunggu? Yang lain belum datang?"

Aku mengalihkan pandanganku dari buku menu ke sumber suara. Revan menarik kursi di depanku dan duduk di sana. Senyumnya mengembang. Sepotong senyum tanpa deretan gigi. Beda dengan senyum Mas Arya. Senyum Mas Arya selalu menampilkan deretan gigi-giginya yang putih. Senyum sumringah.

"Tidak. Baru lima menit yang lalu. Yang lain mungkin masih di jalan." Jawabku sambil kembali melihat-lihat buku menu.

"Aku jus melon ya." Kata Revan tanpa melihat buku menu di hadapannya. Revan dan teman-temannya sudah sering ke kedai ini jadi dia sudah hafal menu tanpa melihat di buku menu.

Aku segera memanggil pelayanan. Aku memesan lychee tea dan melon juice. Revan lebih memilih jus melon karena baginya buah lebih bermanfaat untuk tubuh. Aku ingat, Mas Arya lebih suka kopi dan jarang sekali memesan jus. Pernah suatu kali pesan jus buah itu pun karena lambungnya sedang bermasalah, dokter menyarankan untuk tidak minum kopi dulu. Revan mengembalikan konsentrasiku dengan bertanya bagaimana konsep acara untuk Minggu besok. Dan kemudian dia mengeluarkan laptop dari dalam tasnya. Mengetik beberapa hal dan kemudian hanyut dalam kesibukannya.

Revan adalah laki-laki yang aku kenal melalui acara literasi yang diadakan oleh komunitasnya di Alun-alun Lamongan empat bulan yang lalu. Waktu itu aku hadir untuk mewakili temanku karena berhalangan hadir. Dari sana awal aku berkenalan dengan Revan dan teman-temannya. Sejak itu aku bergabung di komunitasnya. Komunitas Pecinta Literasi. Hari Minggu besok kami akan mengadakan sebuah acara untuk memperingati Hari Dongeng Nasional. Dan di sinilah aku sekarang bersama Revan membahas acara tersebut dengan teman-teman komunitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun