Mereka kerap memanipulasi pasangannya dengan menciptakan dunia di mana dirinya sebagai prioritas utama dalam segala situasi.Â
Membatasi akses ke dunia luar
Seseorang yang manipulatif biasanya cenderung memiliki kontrol berlebihan atas pasangannya.
Mereka merasa berhak membatasi pasangannya dari berhubungan dengan keluarga atau teman. Tidak jarang juga mengekang kebebasan pasangan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Tidak peduli dengan perasaan pasangan
Apa itu peduli dengan perasaan pasangan? Bagi manipulator perasaan pasangan itu tidak penting, dan mereka seringkali dengan mudah mengabaikannya.Â
Mereka juga tidak jarang menolak bernegosiasi mempertimbangkan pendapat pasangan saat membuat keputusan.Â
Terlebih, mereka juga tidak sungkan menggunakan kekuasaannya untuk memaksa pasangan melakukan hal yang tidak diinginkan.
Merendahkan pasangan
Seseorang yang manipulatif cenderung membuat kesan bahwa pendapat dan sikap pasangannya sebagai sesuatu hal yang bodoh, sehingga menimbulkan rasa rendah diri.
Pasangan yang merasa bodoh akhirnya akan tidak percaya diri di dunia luar dan merasa dirinya tidak memiliki kapabilitas untuk menyampaikan pendapat.Â
Sikap tersebut juga yang membuat pasangan merasa kerdil, dan menganggap tidak ada orang lain yang bisa menerima kebodohannya jika berpaling ke orang lain ketika putus.
Memanfaatkan rasa bersalah
Manipulator sering menggunakan rasa bersalah sebagai alat untuk membuat pasangan bertahan dalam hubungan yang tidak sehat.
Mereka juga tidak sungkan memanfaatkan perasaan bersalah untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagai tanda cinta atau kasih sayang.