Bukan wisata buatan yang instagrammable, yang sekedar untuk mempercantik feed Instagram, melainkan juga wisata alam yang dapat membuat wisatawan merasakan pengalaman bersinggungan langsung dengan lanskap indah ciptaan Yang Mahakuasa.
Sebut saja Savana Bekol, De Djawatan, Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran yang sering disebut "Africa van Java", hingga wisata pantai di Pulau Merah, serta wisata underwater di Bangsring.
Bagi pecinta wisata budaya pun tidak perlu khawatir, sebab buku ini juga bisa mengunjungi Kampung Wisata Osing Desa Kemiren.
Tahukah kamu bahwa nasi tempong yang terkenal dari Bali sebenarnya berasal dari Banyuwangi?
Saya pun baru tahu saat Bu Asita menceritakan bahwa asal muasal nasi tempong memang dari Banyuwangi.
Namun, banyak pebisnis yang kemudian menjual nasi tersebut di Bali sehingga menjadi seolah nasi tempong berasal dari Bali.
Bagi kamu yang ingin mencicip nasi tempong dari asal daerahnya, Banyuwangi adalah lokasi yang tepat untuk dikunjungi.Â
Buku tentang perjalanan emosional yang menggugah
Buku panduan wisata sudah banyak jumlahnya di luar sana. Namun, akan jadi berbeda jika melibatkan pengalaman perjalanan yang bersifat emosional dan personal, sehingga terasa begitu menyentuh dan hangat bagi pembaca.
Seperti halnya Banyuwangi bagi Bu Asita yang telah memberikan banyak kenangan dan telah menjadi bagian dari masa kecilnya.
Pasalnya Ayah Bu Asita pernah bekerja selama bertahun-tahun di perkebunan di Banyuwangi dan menghabiskan masa kecil di sana.
Beliau pernah bersekolah di Banyuwangi dan berteman dengan teman-teman yang sebagiannya berbahasa Madura.