Namun yang mungkin menimbulkan tatapan iri pekerja lain, para netizen yang pro terhadap pernyataan gaji programmer terlalu besar, adalah fakta bahwa pekerjaan di bidang IT ini terlihat begitu santuy.
Buktinya mereka bebas bisa bekerja di mana saja dan kapan saja. Ibaratnya mereka bekerja sambil koloran dari rumah aja, kok bisa gajinya tinggi?
Sepertinya "kontroversi" masalah gaji ini juga tidak pernah terjadi kepada para pekerja di bidang pertambangan yang gajinya sudah fantastis dari dulu.Â
Apakah orang harus berkeringat di lapangan dulu baru bisa dikatakan layak mendapat gaji yang besar?
Baca Juga :Â 7+ Formula Copywriting Apple yang Bisa Ditiru
Ternyata gaji programmer juga pernah ngenes
Sebelum melirik sirik kepada para programmer, ada baiknya flashback antara  2000 hingga 2010.Â
Saat itu, para programmer ini mengalami masa-masa ngenes saat digaji rendah oleh perusahaan.
Orang terdekat saya, yang juga seorang programmer, mengaku bahwa saat itu dia digaji sedikit di bawah UMR di mana profesi lain bisa digaji lebih tinggi.Â
Hal tersebut mungkin terjadi karena pada saat itu pekerjaan para programmer, dengan keahlian mereka di bidang IT, belum terlalu dianggap strategis oleh perusahaan.
Sifat pekerjaan di bidang IT yang susah namun digaji rendah pada saat itu, membuat sebagian anak muda ogah masuk kuliah jurusan IT karena dianggap kurang bagus perspektifnya di masa depan.Â