Disebutkan pula bahwa benteng ini sebenarnya belum sepenuhnya tergali, karena sebagian bangunannya masih berada di dalam tanah.
Berkeliling Benteng Pendem
Setelah melewati gerbang yang merupakan landmark Benteng Pendem, mata saya langsung tertuju pada sebuah sungai parit cukup besar di sisi kiri kami.Â
Konon, parit ini dibuat mengelilingi benteng untuk menghadang serangan dari laut.Â
Di sisi kiri-kanan kami juga terdapat pepohonan rindang yang membuat suasana menjadi sejuk dan adem meskipun saat itu sudah hampir memasuki tengah hari.
Beberapa meter di depan kami menemukan papan denah lokasi Benteng Pendem, yang terdiri dari bagian-bagian bangunan seperti barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu.Â
Semakin masuk ke dalam lokasi wisata, pepohonan yang ada di sekitar semakin besar dan lebat.
Tidak jauh dari sana, kami sampai pada bangunan Ruang Barak.Â
Bangunannya sudah tua namun nampak masih kokoh berdiri. Bangunan ini terdiri dari beberapa ruangan yang gelap.
Tidak seperti saya yang bergidik takut melihat penampakan bangunan tua tersebut, suami malah penasaran mencoba masuk ke dalam salah satu ruangan, minta untuk difoto.Â
Ruangan yang gelap dan lembab membuat saya enggan ikut masuk ke dalam dan hanya berani memfoto dari luar ruangan.Â