Pak Dar sebagai owner batu bata merah merah ini menilik dan mengerjakan bisnisnya tersebut setelah pulang dari profesi utamanya dan di waktu weekend yaitu hari Sabtu dan Minggu.
Selama 3 tahun dengan segala proses manual itu, Pak Dar mampu membakar bata tersebut 2x dalam 1 tahun dengan omset sebesar 28 juta per tahun. Selama 3 tahun pertama berbisnis, Pak Dar belum melakukan promosi, hanya dari mulut ke mulut saja, sehingga menunggu pembeli datang.
Pak Dar mengatakan pembeli yang paling jauh berkisar 15 km dari tempat batu bata merah tersebut. Selain itu sistemnya batu bata merah tersebut belum bisa melakukan jasa kirim karena belum terdapat fasilitas yang memadai, jadi pembeli yang mandiri mengambil batu bata merah tersebut.
Pak Dar meniti masa emas dari bisnisnya dimulai pada tahun 2006. Berangkat dari sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, dengan kerja keras dan kegigihan Pak Dar untuk mengembangkan bisnisnya, akhirnya Pak Dar berguru di daerah Jakarta dan meninggalkan sejenak profesi utamanya sebagai abdi negara. Pulang dari berguru di Jakarta Pak Dar membawa oleh-oleh inovasi yang menggetarkan bisnisnya.
Pak Dar membeli mesin press atau mesin penggiling untuk batu-batanya. Mesin ini dapat mempersingkat 3 proses manual yang dilakukan sebelumnya. Mesin tersebut dapat memberikan efisiensi waktu dan hebatnya Pak Dar mampu mempekerjakan 6 karyawan tetapnya sampai sekarang.
Selain itu Pak Dar sebagai pelopor penggunaan mesin press di daerahnya pada kala itu, sehingga batu bata Pak Daryono diberi nama batu bata press. Tidak berhenti sampai situ, dengan bakatnya sebagai anak teknik sejak SMK, Pak Dar memanfaatkan bakatnya tersebut untuk membuat 2 mesin expose.
Uniknya mesin ini menghasilkan batu bata merah merah yang halus, cantik dan premium. Biasanya pelanggan menggunakan batu bata expose untuk membangun hotel dan sejenisnya.
Pak Dar mengatakan “usaha tanpa dukungan sang istri itu sia-sia”. Benar saja istri Pak Dar yang sebelumnya selain melaksanakan tugas yang mulia menjadi yaitu ibu rumah tangga dan mempunyai usaha sebagai penjahit, merelakan mengurus bisnis suaminya ini dari balik layar.
Support yang diberikan istri Pak Dar yaitu memasakkan konsumsi dari 6 karyawan.
Alasan yang diberikan istri Pak Dar “Lebih hemat jika dimasakkan daripada beli, uangnya nanti bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya.” Benar saja selama bisnis batu bata ini berdiri, sang istri setia memasakkan untuk karyawan sampai dengan sekarang.