Dosen Pengampu: Dra. Ismaniar, M.Pd.Â
Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan oleh orang dalam meningkatkan mutu keterampilan dan pen5getahuan. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi cipta, potensi fisik, rasa maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan daoat berfungsi dalam perjalanan hiduonya.Â
Dasar dari pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan memiliki tujuan yaitu menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. Â
Pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembaharuan perlu dilakukan sevata terus menerus sesuai dengan perkembangan teknologi yang menghadirkan tantangan atau persoalan, baik dati luar maupun dari dalam sistem pendidikan itu sendiri. Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dengan hal yang ada sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk menungkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Pembaharuan dalam pendidikan dituntut oleh permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pendidikan seperti perkembangan IPTEK, Laju pertumbuhan Penduduk, meningkatkan animo masiarakat memperoleh pendidikan yang lebih baik, menurunnya kualitas pendidikan, kurangnya relevansi pendidikan dan belum mekarnya alat organisasi yang efektif. Â Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan atau pembaharuan pendidikan seperti:
a.Visis terhadap pendidikan
b.Faktor pertambahan penduduk
c.Perkembangan ilmu pengetahuan
d.Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan.
Dalam menyampaikan pembaharuan kita dapat menggunakan beberapa cara seperti:
a.Pemerataan  dan peningkatan kualitas pendidikan
b.Memperluas  pelayanan pendidikan
c.Meningkatkan keserasian pendidikan dengan pembangunan
d.Meningkatkan keefektifan dan efesiensi sistem penyajian
e.Melancarkan sistem informasi kebijakan.
Home schooling adalah salah satu upaya dalam pembaharuan pendidikan. Homeschooling adalah pilihan orangtua untuk mendidik anak-anaknya dirumah yang mana homeschooling ini memiliki resiko yaitu harus tersedianya waktu yang banyak dirumah, tenaga dan biaya yang tentunya relatif mahal dibandingkan sekolah umum. Homeschooling adalah harapan bagi orangtua dalam meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan nilai-nilai iman atau agama dan moral serta mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak-anaknya.
Homeschooling adalah aktifitas untuk menyekolahkan anak di rumah secara penuh. Homeschooling ini dilatar belakangi oleh proses hidtoris dimana  sekolah memang dilaksanakan dirumah pada zaman dahulu. Setelah guru menjadi sebuah profesi barulah sekolah berpindah ke sebuah gedung yang dinamai dengan sekolah.
Homeschooling termasuk model pendidikan yang digunakan sebagai alternatif institusi sekolah. Homeschooling bukanlah lawan pendidikan di sekolah formal dan bukanlah sebuah cara melarang anak untuk bersekolah di sekolah formal namun homeschooling adalah sebaliknya dari semua itu, ingin mendukung sekolah formal dengan alasan membantu kurangnya apa yang diharapkan disekolah formal, diharapkan dapat ditambahkan oleh pendidikan alternatif homeschooling ini dimana seperti anak-anak yang tidak mampu mengikuti pembelajaran di pendidikan formal dengan alasan tertentu serta anak-anak yang tidak diterima disekolah formal dengan berbagai alasan harus dapat memperoleh hak belajarnya di homeschooling.
Homescooling bisa menjadi suatu alternatif bagi orangtua yang memiliki anak yang mengalami keterbatasan sehingga tidak bisa mengikuti sekolah formal seperi Alasan dari para peserta didik (homeschooler) mengikuti homeschoolling karena dengan keterbatasannya seperti aktif pada bidang olah raga, seni, dan yang lainnya sehingga tidak dapat mengikuti sekolah formal. Kekakuan pada pembelajaran disekolah formal pun menjadi salah satu alasan mereka akhirnya meninggalkan sekolah formal dan beralih pada pendidikan alternatif yaitu homeschooling. Simbolon (2007:02), Homeschooling berkembang di Indonesia terjadi akibat dari rasa ketidakpercayaan terhadap sekolah formal karena kurikulum terus berubah (ganti menteri ganti kurikulum) dan dirasakan memberatkan peserta didik, terdapat pula anggapan anak sebagai objek bukan subjek, memasung kreatifitas dan kecerdasan anak, baik segi emosional, moral, maupun spiritual. Bila ditelaah lebih jauh banyak faktor yang dapat mempengaruhi beralihnya anak-anak dari sistem sekolah formal ke homeschooling, diantaranya yang tidak kalah pentingnya adalah kekhawatiran orang tua terhadap anak- anak dari lingkungan luar yang negatif serta adanya ketidakpuasan orang tua terhadap sistem sekolah formal.
Covid19 memberikan dampak pada homeschooling. Proses belajar mengajar pada homeschooling terpaksa dipindahkan pada Daring untuk menurunkan angka positif Covid19. Berikut ini cara atau gaya beajar jaraj jauh homeschooling (Supradono, 2009):
a.Sistem belajar dilakukan dengan memisahkan guru dan murid
b.Dilakukan dengan media pendidikan untuk menyatukan siswa dengan guru. Karena siswa dan guru terpisah, maka proses pembelajaran lebih cenderung menggunakan media e-learning seperti media cetak, audio, video dan komputer, siswa juga memperoleh paket modul yang berisi tentang materi pembelajaran yang diperoleh siswa di pendidikan konvensional
c.Melakukan pembelajaran yang bersifat mandiri. Dengan adanya belajar jarak jauh, siswa dapat dengan leluasa menyusun jadwalnya snediri.
d.Sistem pembelajatan yang dilakukan dengan cara terstruktur, teratur dan dalam kurun waktu tertentu
e.Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa sebagai peserta aktif dalam kegiatan belajar.
Setiap jenis program tentunya memiliki kelemahan ataupun kelebihan. Homeschooling tentunya memiliki kelemahan ataupun kelebihan. Â Sumardiono (2007) menyebutkan bahwa salah satu hal kelemahan dalam homeschooling yaitu sosialisasi dengan teman sebaya (horizontal socialization) relatif lebih rendah. Peserta didik homeschooling relatif tidak terekspos dengan pergaulan yang heterogen dan majemuk baik secara sosial dan memungkinkan untuk terisolasi dari lingkungan sosial, khususnya pelaksana homeschooling tunggal dan majemuk. Disamping itu pula dikuatirkan peserta didik dapat kehilangan kesempatan bergaul dengan lingkungan yang heterogen dan majemuk, padahal dalam lingkungan tersebut peserta didik dapat mempelajari banyak hal. Secara umum, Peserta Didik akan menjadi kurang memiliki pengalaman di bidang sosialnya, serta dikhawatirkan bisa jadi kepekaan dan kompetensi sosialnya berkurang, serta menjadi kurang bermasyarakat ketika dewasa nantinya. Berbeda dengan peserta didik yang mengikuti sekolah pada umumnya.
Dari artikel  "Homeschooling : Persepsi, Latar Belakang dan Problematikanya (Studi Kasus pada Peserta Didik di Homeschooling Kabupaten Jember)" yang mengambil beberapa subjek yang homeschooling menyatakan Permasalahan yang dirasakan oleh anak-anak Homeschooling berkaitan dengan kognisi atau belajar, subjek yaitu pada pelajaran non eksak karena menurut mereka pelajaran tersebut membutuhkan konsentrasi dan perhatian khusus. Permasalahan lain yang di hadapi oleh anak-anak Homeschooling yaitu Beberapa anak masih merasa takut dan malu untuk menyampaikan pendapat dan menyampaikan masalah kepada orang tua, namun anak-anak lain bertanya sebagai peluang untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya. Permasalahan sosial juga dirasakan oleh anak-anak Homeschooling, hubungan dengan temanteman di sekitar menjadi terbatas karena kegiatan belajar yang berbeda sehingga intensitas pertemuan menjadi kecil.namun Orang tua lebih dekat dengan anak, dan memiliki komunikasi yang akrab.
Daftar Rujukan:
Ariefianto, L. (n.d.). Homeschooling: Persepsi , Latar Belakang dan Problematikanya ( Studi Kasus pada Peserta Didik di Homeschooling Kabupaten Jember ) ( Homeschooling: Perception , Background and Problematic ( Case Study in Student Homeschooling District of Jember )).
Fitriana, A. (2016). FEKTIVITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN HOMESCHOOLING SEBAGAI PENDIDIKAN ALTERNATIF DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK DI HOMESCHOOLING KAK SETO JAKARTA SELATAN. 1(1), 79--95.
Gunawan, I. (n.d.). INOVASI / PEMBAHARUAN PENDIDIKAN.
Hamdani, R. (2013). UPAYA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN MELALUI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KURIKULUM 2013.
Shabrina, A. A. (2013). GAYA BELAJAR SISWA HOMESCHOOLING PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (Studi Deskriptif Homeschooling di Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H