Ian Barbour merupakan saintis Kristiani Barat, ia memetakan relasi antara sains dan agama menjadi empat model yaitu:
Â
a. Konflik
 Model ini berpendirian bahwa antara agama dan sains merupakan dua hal yang berbeda dan saling bertentangan, maka tidak mungkin dalam satu waktu yang bersamaan seseorang mendukung teori sains dan memegang teguh keyakinan agamanya.
 Model ini melibatkan materialisme scientific dan literalisme biblica. Literalisme biblica adalah pandangan teologis bahwa isi Alkitab harus dilihat sebagai benar secara harfiah, sebagai lawan dari penafsiran atau yang biasa disebut alegori, sastra, dan mitologi. Materialisme scientific biasanya digunakan oleh kritikus disiplin ilmiah.[5] Keduanya sama-sama mengklaim bahwa agama dan sains memberikan pernyataan yang berlawanan  dalam domain sama (sejarah alam) sehingga orang harus memilih antara keduanya.
Â
b. Independensi
Model ini melihat sains dan agama sebagai dua hal yang berbeda, menggunakan metode berbeda, memakai bahasa yang berbeda juga dan sering membahas hal-hal yang berbeda pula. Model independensi memiliki pendirian bahwa agama dan sains memiliki cakupannya sendiri-sendiri. Keduanya hanya perlu bekerja pada wilayah atau cakupan masing dan tidak perlu adanya kerjasama antar keduanya.
c. Dialog
Model ini mencari persamaan dan perbedaan antara agama dan sains. Hal ini dilakukan untuk menemukan konsep dalam agama yang serupa dengan konsep dalam sains. Kesamaan keduanya bisa terjadi dalam dua hal yaitu: kesamaan metodologi dan kesamaan konsep. Kesamaan metodologis contohnya yaitu dalam hal sains tidak sepenuhnya obyektif sedangkan dalam hal agama tidak sepenuhnya subjektif. Penganut pandangan ini berpendapat bahwa ada titik-titik tertentu keduany saling bersinggungan, sehingga sangat mungkin bagi keduanya untuk melakukan dialog.
Â