Perempuan pembela HAM bekerja untuk mendesak perlindungan dan pemenuhan HAM. Saat berjuang mereka kerap mengalami diskriminasi dan stereotip tentang peran dan partisipasi mereka dalam masyarakat. Perempuan pembela HAM (PPHAM) adalah mereka yang memperjuangkan :
* hak asasi manusia (HAM)Â
* keseteraan dan keadilan genderÂ
* hak-hak perempuanÂ
Agar semua orang bisa menikmati hak asasinya secara penuh, apapun kebangsaan, identitas gender, orientasi seksual, suku, warna kulit, agama, kepercayaan, bahasa, maupun status dan identitas lainnya. Tapi, mereka kerap mengalami berbagai serangan. Perempuan pembela HAM menghadapi berbagai risiko yang secara spesifik menyasar mereka antara lain :
* kekerasan berbasis genderÂ
* kekerasan seksualÂ
* pelecehanÂ
Padahal, penghormatan dan dukungan kerja-kerja semua pembela HAM sangat penting untuk penikmatan hak asasi manusia secara keseluruhan. Adapun bentuk serangan terhadap perempuan pembela HAM.Â
* intimidasiÂ
* stigma dan kebencian terhadap perempuan
* kekerasan seksualÂ
* fitnah
Pada tahun 2020 pengaduan terkait kekerasan yang dialami PPHAM naik drastis
Perempuan pembela HAM tersebut antara lain pendamping korban, baik pada isu perempuan maupun isu kekerasan terhadap perempuan, serta isu terkait lingkungan dan kemiskinan. Perempuan pembela HAM di seluruh Dunia masih berjuang melawan penindasan.Â
PBB sudah sepakati resolusi tentang perempuan pembela HAM. Â Resolusi Majelis Umum 68/181 tahun 2013 mengakui tantangan serius yang dihadapi PPHAM dan mendesak upaya yang jauh lebih besar dan nyata untuk melindungi dan mendukung kerja-kerja mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H