Mohon tunggu...
Fitriana Hayyu Arifah
Fitriana Hayyu Arifah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Student of Faculty of Pharmacy UGM

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengharumkan Indonesia melalui Aroma Gaharu

2 Juli 2018   00:51 Diperbarui: 3 Juli 2018   22:37 3903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kompas.com/samuel oktora

Gaharu yang memiliki aroma wangi khas ini biasanya digunakan untuk bahan baku kosmetik dan parfum terutama untuk kawasan negara Timur Tengah. Parfum aroma gaharu ini sangat cocok untuk berbagai kegiatan seperti pesta pernikahan, menyambut tamu, bahkan acara resmi kenegaraan. Selain itu, jenis kosmetika yang menggunakan gaharu antara lain sabun dan shampo. 

Ketiga, aromaterapi. Rutinas pekerjaan yang padat, terkadang membuat otot tegang dan rasa stres datang. Menghirup aroma gaharu merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melaksasi otot dan menimbulkan rasa tenang. Oleh karena itu, gaharu juga banyak dimanfaatkan untuk aromaterapi. Keempat, pengobatan tradisional dari Indonesia, India, dan negara kawasan Asia Timur. 

Gaharu mengandung senyawa kimia yang bersifat antioksidan sehingga akan menangkap radikal bebas. Beberapa keluhan seperti asma, rematik, dan pegal dapat dikurangi dengan gaharu. Bahkan terdapat hadits yang menyebutkan bahwa "Sesungguhnya sebaik-baik cara pengobatan bagi kalian adalah dengan menghirup kayu gaharu India (HR. At-Tirmidzi)." Kelima, teh gaharu. Gaharu ini pun dapat diinovasikan menjadi minuman kesehatan yang disajikan dalam bentuk teh. Potensi ini muncul karena masyarakat sekarang mulai merubah pola pikir yakni lebih baik mencegah daripada mengobati. Menarik bukan manfaat gaharu?

Kondisi gaharu saat ini

Manfaat gaharu yang luar biasa ini membuat perdagangan gaharu ini bagaikan bom waktu. Hal ini disebabkan gaharu yang beredar di pasaran berasal dari eksploitasi gaharu alam yang tidak lestari. Begitu juga perdagangan gaharu di dunia Internasional mengalami fluktuasi, bahkan pernah mengalami kekosongan di pasar India sekitar tahun 1974 hingga 1984. 

Sedangkan, di Indonesia yang saat ini terkenal dengan negara pengekspor gaharu terbesar di dunia ini mengalami fluktuasi yang meningkat tajam pada tahun 1990-an dan puncaknya ketika tahun 1995.

Pasar gaharu pun tidak main-main. Gaharu ini sangat diminati oleh negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Qatar, Yaman, Oman, Palestina, Suriah, Turki, Persia, Iran, Kuwait, dan Irak. Selain itu, Tiongkok, Korea, Jepang, Amerika Serikat, dan Singapore pun menjadi negara importir gaharu dari Indonesia. Permintaan pasar yang tinggi menyebabkan gaharu dari tahun 2004 hingga sekarang terjadi penurunan drastis dari pohon penghasil gaharu hingga kurang dari separoh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Keadaan semacam ini mendorong spesies gaharu dari marga Aquilaria dan Gyrinops (Thymelaeaceae) dimasukkan appendix II pada Convention International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna di Bangkok tahun 2004 dan terdaftar dalam IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) daftar merah dari spesies yang dilindungi dengan status terancam. Potensi ekspor dan kondisi gaharu saat ini harus memuncul segala bentuk usaha serta kebijakan untuk dapat memenuhi pasar ekspor dunia serta menjaga kelestarian alam.

Apa yang dapat diupayakan untuk meningkatkan eksistensi gaharu?

Melihat hal ini banyak pihak yang tak mau tinggal diam, kepedulian sudah terlihat dari upaya konservasi dan kebijakan ekspor. Upaya untuk melihat potensi ekspor dan ancaman kepunahan pohon penghasil gaharu, Kementrian Kehutanan Republik Indonesia (RI) juga sudah memasukkan gaharu kedalam daftar komoditas urusan Menteri Kehutanan RI yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.35/ Menhut-II/2007 tentang hasil hutan bukan kayu. 

Kini pohon penghasil gaharu telah banyak dibudidayakan kembali oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI di berbagai wilayah Indonesia untuk menjaga kelestarian alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun