Mohon tunggu...
Fitri Ana
Fitri Ana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

memiliki kepribadian yang mudah berinteraksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Terjadinya Perang Salib dan Akibat yang Ditimbulkannya

29 Mei 2024   22:16 Diperbarui: 29 Mei 2024   22:17 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang salib adalah salah satu perang terbesar dalam sejarah, yang berlangsung hampir dua abad dari tahun 1099 hingga 1291. Perang ini terjadi antara umat kristen dan muslim dengan tujuan utamanya adalah merebut Yarusalem dari tanah suci Islam (sekarang Palestina, Israel, sebagian Lebanon, dan Yordania).

alasan utama terjadinya Perang Salib adalah konflik agama. Lebih jauh lagi, Perang salib dimulai dengan penghianatan terhadap akidah. Iri hati dan kecemburuan terhadap umat Islam telah mengkristal di hati orang-orang yang iri, khususnya tentara perang Salib yang dikenal sebagai Paus Erian II. Pada tahun 1095 M, ia mengadakan konvensi umat Kristen di kota Clairmount, Prancis. Masyarakat Kristen Eropa yang merasa kehilangan kebebasan dan keamanan beribadah di kota suci Yerusalem, dan ikut sertadalam Perang Salib yang bertujuan untuk menaklukkan kota Suci Baitul Maqdis (Yerusalem).

Perlu kita ketahui, bahwa ada beberapa poros kekuatan utama yang memicu berlangsungnya perang salib ini, yakni Kekaisaran Byzantium (Romawi), Kerajaan Spanyol, Gerakan Salibiyah, Blokade Negara-Negara Salibis, dan Penjajahan (Kolonialisme). Dimana, dari kelima poros inilah yang nantinya akan memunculkan beragam faktor penyebab terjadinya perang salib.

1) Kekaisaran Byzantium (Romawi)

Sejak Masa Nabi, yaitu sekitar tahun 5 M, dimulailah gerakan politik di Kekaisaran Byzantium yang menentang dakwah Islam, sehingga mengakibatkan banyak peperangan seperti Perang Tabuk dan Perang Mu'tah. Karena masyarakat merasa negara ini, khususnya pihak Islam yang berasal dari selatan.

Ketika Islam semakin kuat, hal ini menimbulkan kekhawatiran besar mengenai tingkat perlawanan yang akan dihadapi oleh kekaisaran Bizantium dan Islam. Oleh karena itu tentara Byzantium menyadari bahwa penting untuk segera mempersiapkan segala perlawanan tersebut.

2) Kerajaan Spanyol

Andalusia (Spanyol) menyaksikan berbagai serangan terus-menerus dari arah utara, yang merupakan akibat dari  permusuhan yang intens dan menguji kepemimpinan Daura Bani Umayyah. Dua serangan terjadi untuk membela Islam, yang pertama adalah tentara  Maroko al-Murabitun, yang kemenangannya dalam Perang Az-Zaraqa melawan Kristen Spanyol  pada tahun 479 M meninggalkan banyak catatan gemilang dan yang kedua, kedatangan pasukan al-Muwahidun memungkinkan mereka meraih kemenangan telak atas kaum Nasrani dalam Perang Al-Arak tahun /591 M.

Namun pada akhirnya, kekuatan umat Islam di Andalusia mulai melemah dan perpecahan pun muncul di kalangan umat Islam. Puncaknya adalah keb erhasilan berdirinya Kerajaan Granada pada tahun  di bawah kepemimpinan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella pada tahun 897 H, yang berujung pada kehancuran total seluruh aset dan penghidupan umat Islam di Andalusia.Umat Muslim yang ada dipaksa untuk masuk agama Kristen, dan jika mereka menolak, mereka akan diusir atau pilihan  kedua akan dibunuh secara kejam dan sadis.

3) Gerakan Salibiyah

Gerakan ini juga disebut juga gerakan Kristenisasi. Gerakan ini merupakan wujud nyata penolakan dan perlawanan umat Kristen terhadap Islam. Gerakan ini telah aktif berkembang selama berabad-abad, dan bentuknya terus-menerus disesuaikan dengan zamannya. Mengenai Perang Salib, banyak penulis sejarah yang menyatakan bahwa gerakan ini merupakan model gerakan imperialis baru yang muncul di Eropa Barat dan diwujudkan dalam bentuk serangan militer terhadap wilayah Islam, seperti Suriah, Irak, Mesir, Tunisi, dan lainnya, dengan tujuan utamanya adalah menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.

4) Blokade Negara Salibis

Tak lama setelah Eropa berhasil menghancurkan kehadiran Islam di Spanyol, Eropa memulai blokade bersejarah terhadap dunia Islam dibawah komando Spanyol dan Portugal yang terus berlanjut diiikuti melalui jalur-jalur belakang Afrika dan Asia. Penemuan jalur air baru  di sekitar Tanjung Harapan melemahkan perdagangan Islam pada saat itu. George Kirk menyatakan bahwa "Tujuan Henry sang Navigator adalah untuk mempertahankan dukungan bagi perang militer dan komersial melawan kekuatan Islam." Menyita wilayah perdagangan emas dan barang dagangan berharga lainnya dari tangan umat Islam dan membangun kemitraan dengan kekuatan lain untuk menghancurkan kekuatan Islam dari selatan.

5) Penjajahan (Kolonialisme)

Kata "Penjajahan" mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Penjajahan ini  merupakan cara Eropa menguasai Negara-negara lain, terutama negara-negara Islam. Penjajahan ini terjadi dibawah kepemimpinan Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Italia, dan Jerman, dimana hal ini berlangsung lama hingga dekade pertama abad ke-20. Ternyata penjajahan ini bukan hanya karena motif ekonomi tapi juga punya tujuan lain, yaitu penyebaran agama Kristen.

Selain mengetahui sejarahnya, kita juga perlu mengetahui apa sih faktor utama terjadinya perang salib ini?

Perang salib adalah peperangan yang dilakukan oleh umat Kristen Barat melawan umat Islam di Asia Barat dan Mesir, yang dimulai pada akhir abad ke sebelas hingga akhir abad ketiga belas. Peperangan ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yakni :

Faktor Agama

merupakan faktor terpenting penyebab pecahnya Perang Salib. Permasalahan agama dapat menjadi kekuatan besar dalam mengobarkan semangat para umatnya. Salah satunya, seperti :

1) Kebijakan Dinasti Turki Seljuk

Pada 1070, dinasti Turki Seljuk menggantikan kekuasaan Kekhalifahan Fatimiyah di wilayah Yerusalem. Mereka menerapkan kebijakan baru yang membatasi kebebasan beribadah umat Kristen Eropa. Banyak peziarah Eropa yang mengeluhkan kebijakan tersebut ketika mereka kembali ke Eropa, menjadi salah satu faktor tercetusnya kampanye Perang Salib untuk merebut kembali Jerusalem dari tangan otoritas Muslim yang tengah berkuasa.

2) Gerakan Kebangkitan Agama

Di Barat tengah terjadi gerakan kebangkitan agama, yang membuat semakin kuatnya peran paus. Paus Urbanus II, yang dikenal sebagai penyeru Perang Salib, menggelorakan semangat untuk melancarkan perang melawan kaum Muslim. Upaya ini dilakukan setelah masyarakat Kristen Eropa merasa kehilangan kebebasan dan keamanan untuk beribadah di tanah suci Yerusalem.

Faktor Politik

1) Kekuatan Gereja Katolik

Gereja Katolik ingin memperluas wilayah kekuasaannya. Ide Perang Salib muncul ketika gereja menjadi tidak tahan untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Kaisar Alexius Comnenus juga memanfaatkan antusiasme rakyat Eropa untuk kembali merebut wilayah Bizantium.

2) Kekhawatiran Kestabilan Eropa

Para penguasa di Eropa mulai khwatir dengan kebangkitan kekuatan dari timur itu akan mengganggu kestabilan negara-negara di wilayah barat, khususnya Eropa. Mereka beranggapan harus segera menghentikan pergerakan orang-orang Muslim jika mereka tidak ingin kekuasaannya terganggu.

Faktor Sosial

1) Status Sosial

Banyak relawan yang ikut Perang Salib berasal dari kalangan rakyat jelata yang tidak memiliki status terpandang di tempat asalnya, atau bahkan mereka yang tidak memiliki pekerjaan. Mereka beranggapan dengan mengikuti Perang Salib, status sosial mereka akan meningkat. Selain itu, mereka berharap kesejahteraan keluarga mereka akan ikut naik dan lebih diperhatikan oleh penguasa setempat sebagai balasan dari keikutsertaannya dalam Perang Salib.

Faktor Ekonomi

1) Perdagangan

Posisi para pedagang Eropa mulai terancam oleh para pedagang Muslim. Pada abad ke-10, para saudagar Muslim menguasai hampir seluruh jalur perdagangan di Laut Tengah. Perang Salib dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para pedagang Eropa untuk kembali merebut jalur perdagangan yang mereka kawal.

Perang Salib mempunyai dampak besar tidak hanya pada kedua peradaban yang bertikai, namun juga berdampak secara global. Perang ini berkontribusi pada perluasan perdagangan dan perkembangan teknologi, serta mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya.

 Namun Perang Salib juga menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian yang cukup besar serta menghancurkan beberapa peradaban yang ada, seperti Kekaisaran Bizantium Kristen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun