Di Barat tengah terjadi gerakan kebangkitan agama, yang membuat semakin kuatnya peran paus. Paus Urbanus II, yang dikenal sebagai penyeru Perang Salib, menggelorakan semangat untuk melancarkan perang melawan kaum Muslim. Upaya ini dilakukan setelah masyarakat Kristen Eropa merasa kehilangan kebebasan dan keamanan untuk beribadah di tanah suci Yerusalem.
Faktor Politik
1) Kekuatan Gereja Katolik
Gereja Katolik ingin memperluas wilayah kekuasaannya. Ide Perang Salib muncul ketika gereja menjadi tidak tahan untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Kaisar Alexius Comnenus juga memanfaatkan antusiasme rakyat Eropa untuk kembali merebut wilayah Bizantium.
2) Kekhawatiran Kestabilan Eropa
Para penguasa di Eropa mulai khwatir dengan kebangkitan kekuatan dari timur itu akan mengganggu kestabilan negara-negara di wilayah barat, khususnya Eropa. Mereka beranggapan harus segera menghentikan pergerakan orang-orang Muslim jika mereka tidak ingin kekuasaannya terganggu.
Faktor Sosial
1) Status Sosial
Banyak relawan yang ikut Perang Salib berasal dari kalangan rakyat jelata yang tidak memiliki status terpandang di tempat asalnya, atau bahkan mereka yang tidak memiliki pekerjaan. Mereka beranggapan dengan mengikuti Perang Salib, status sosial mereka akan meningkat. Selain itu, mereka berharap kesejahteraan keluarga mereka akan ikut naik dan lebih diperhatikan oleh penguasa setempat sebagai balasan dari keikutsertaannya dalam Perang Salib.
Faktor Ekonomi
1) Perdagangan