Mohon tunggu...
Rahmita Asyifa Fitri
Rahmita Asyifa Fitri Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa prodi Administrasi Rumah Sakit

Seorang MC dan menyukai kepenulisan khususnya fiksi dan puisi

Selanjutnya

Tutup

Beauty

FENOMENA HIJAB TURBAN: Gaya atau Penyimpangan dari Syariat Islam?

26 November 2024   11:49 Diperbarui: 26 November 2024   12:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh:

Andhika Wahyu Utami & Rahmita Asyifa Fitri

            Identitas seorang wanita muslim memegang peranan penting dalam pilihan hijabnya, termasuk fashion hijab. Identitas seorang wanita muslim meliputi identitas agama, budaya, dan sosial yang menjadi dasar nilai dan keyakinannya. Pemilihan hijab seorang muslimah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor estetika dan tren fashion saja, namun juga oleh identitas yang ingin tercermin dalam penampilannya, karena identitas agama menjadi faktor utama dalam pemilihan hijab seorang muslimah. Namun tren penggunaan hijab belakangan ini sangat kompleks sehingga mengakibatkan hilangnya esensi nilai-nilai kemaslahatan yang harus dipahami oleh para muslimah. Adanya globalisasi ekonomi, teknologi, dan budaya menjadi aspek yang memberikan dampak signifikan terhadap aktivitas manusia, khususnya terhadap pilihan tren busana muslimah.

Saat ini tren fashion menjadi salah satu gaya hidup yang paling digemari oleh banyak kalangan, khususnya kalangan remaja hingga dewasa. Tren fashion sebenarnya sudah muncul sejak abad ke-19, ketika industri pakaian mulai berkembang di Paris dan London. Tren fashion ini berasal dari pengaruh budaya barat atau modernisasi yang masuk ke Indonesia lalu berkembang luas. Berbagai macam inovasi fashion muncul, menciptakan gaya-gaya baru yang memengaruhi cara masyarakat berpakaian dan menunjukkan eksistensi diri. Perkembangan hijab di era modern saat ini bukan hanya sekadar penutup kepala saja, melainkan sudah menjadi tren fashion sebagai sarana mencari eksistensi diri. Namun saat ini hijab telah memasuki ranah fashion sehingga mengubah fungsi hijab itu sendiri, tidak lagi didasari oleh syariat di mana nilai spiritual juga mengalami perubahan seiring dengan modernitas dan karakteristik gaya hidup.

Di Indonesia saat ini sedang marak dengan tren hijab fashion, para muslimah mencari eksistensi diri mereka dengan mencoba berbagai gaya hijab yang menurut mereka bagus dan terlihat tampak muda, salah satu contohnya yaitu penggunaan Hijab Turban. Hijab Turban adalah hijab yang cara memakainya dengan menarik kain ke belakang kepala dan disematkan menggunakan peniti, setelah itu saling diikat namun leher serta dada tidak tertutupi. Dalam pandangan syariat Islam, model hijab seperti Turban belum memenuhi kriteria hijab yang sesuai syariat Islam karena telah memperlihatkan leher yang termasuk aurat wanita di mana aurat sendiri artinya adalah sesuatu yang wajib untuk ditutupi. Artis dan para influencer muslimah yang beragama islam juga banyak sekali yang menggunakan model Hijab Turban ini, mereka yang notabene nya sebagai Public Figure malah membuat dan menyebarluaskan video tutorial pemakaian Hijab Turban, sehingga para muslimah yang menyaksikan video tersebut, mulai tertarik untuk mencoba tren hijab tersebut. Mereka lebih mementingkan Elegant Looks atau Cool appearance daripada menyesuaikan syariat Islam. Elegant looks atau gaya berpakaian elegan adalah gaya berbusana yang terkesan rapi, terorganisir, dan formal. Gaya ini juga simpel, tidak berlebihan, dan memperhatikan kualitas dan kesempurnaan. Sedangkan Cool appearance adalah gaya berpakaian keren mengikuti zaman.

Belakangan ini banyak syariat Islam yang ditinggalkan oleh umat Islam. Salah satunya soal etika berpakaian dalam berhijab itu sendiri. Hal ini terlihat dari banyaknya muslimah yang tidak mengamalkan syariat ini dalam kesehariannya yang menyebabkan mereka kehilangan identitasnya sebagai perempuan muslim dan sulit membedakan perempuan muslim dan non-muslim. Parahnya bahkan banyak sekali muslimah yang mengenakan hijab namun pakaiannya transparan dan ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubuh, serta cara memakai hijabnya ditarik ke belakang. Ini jelas sudah melanggar ketentuan Islam dalam berhijab.

            Dalam syariat Islam telah dijelaskan bagaimana cara menggunakan jilbab yang benar, tertulis dalam Al-Qur'an:

Artinya: "Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab:59)

Hijab Turban berkaitan dengan surah Al-Ahzab ayat 59. Perintah yang tertulis di dalam ayat tersebut ditujukan untuk para muslimah agar melindungi diri mereka dengan hijab. Bentuk perlindungan ini menjauhkan para wanita islam dari gangguan orang-orang yang menyalahgunakan kesempatan seperti pelecehan seksual hingga pemerkosaan. Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa Hijab berguna sebagai bentuk identitas, seperti pada zaman Nabi, berhijab dapat membedakan para wanita merdeka saat itu dengan para budak.

Artinya: "Wahai anak cucu Adam, sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan bulu (sebagai bahan pakaian untuk menghias diri). (Akan tetapi,) pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu merupakan sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Allah agar mereka selalu ingat." (QS. Al-A'raf:26)

Artinya: "Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."

Demikian dari ayat-ayat tersebut dapat kita pelajari bahwa sebenarnya di dalam agama Islam, aturan dalam pemakaian hijab sendiri harus menutup dada dan tidak menampakkan aurat atau lekuk tubuh. Bentuk kontroversi pemakaian Hijab Turban di kalangan remaja hingga dewasa ini menimbulkan berbagai reaksi yang diwujudkan dalam ekspresi terkejut dan reaksi emosional, munculnya komentar positif dan negatif, serta penolakan terhadap pemakaiannya.

Chaundry (tahun 2020), menyatakan Turban telah menjadi simbol baru bagi wanita Muslimah yang merupakan penanda kesuksesan, telekomunikasi, dan modernitas. Pemakaian turban juga dianggap sebagai adaptasi dari non-hijab menuju hijab full secara perlahan. Tentu saja pendapat itu salah jika dikaji dalam agama islam, karena hijab secara umum adalah pakaian panjang dan longgar yang menutupi seluruh bagian tubuh, lagipula kesuksesan bukan dari tampilan yang menjadi penanda, tetapi mindset dan pengendalian emosional.

Pemakaian hijab turban menuai pro-kontra, salah satunya pendapat dari salah seorang desainer busana muslim Indonesia, Vivi Zubedi. Menurut pendapatnya, mengenakan turban tidak boleh disamakan dengan mengenakan hijab, melainkan hanya memakai 'Topi' saja. Ia menambahkan bahwa di dalam Al-Qur'an, tidak ada perintah atau kata tentang turban, namun yang ada hanya hijab dan jilbab. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya ada satu hal yang luput dari perhatian. Tahukah para wanita ini tentang ayat dan dalil tentang hijab? Poin penting ini tercakup dalam doktrin bahwa berhijab adalah wajib bagi muslimah.

Implikasi dari penyimpangan ini yaitu Islam semakin asing, aturan agama semakin diremehkan dan menghilangkan esensi hijab. Wujud dari penyimpangan hijab di era modern yang telah diuraikan, dapat diatasi dengan berbagai kegiatan seperti edukasi Islam yang menggunakan konsep digital atau biasa kita sebut dengan konten dakwah. Dimulai dari diri sendiri memahami dengan betul apa itu syariat Islam secara mutlak lalu kita dapat menyebarkannya melalui konten dari diri sendiri atau melalui kerjasama dengan influencer Muslimah yang memiliki akses fyp lebih luas. Maka dari itu, kita sebagai anak muda wajib memahami lebih tentang kaidah syariat Islam agar banyak orang yang semakin sadar bahwasanya contoh Hijab Turban adalah sesuatu yang salah dalam etika berhijab karena tidak menutupi aurat secara sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Indrisetiawati, D., Puspitasari, E. and Mintarti (2023) 'Kontroversi Pemakaian Turban Sebagai Jilbab di Kalangan Mahasiswa', Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 5(2), pp. 160--173. Available at: https://doi.org/10.52483/ijsed.v5i2., diakses pada tanggal 22 November 2024

Muliana, L. and Dewi, A.S. (2024) 'Jilbab: Antara Identitas Agama dan Transformasi Trend Model Berjilbab di Kalangan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta', Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(4 SE-Articles), pp. 1887--1898. Available at: https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/11649., diakses pada tanggal 25 November 2024

Nurdianik, Y., Attas, S.G. and Anwar, M.K. (2022) 'Hijab: Antara Tren dan Syariat di Era Kontemporer', Indonesian Journal of Social Science Review, 1(1), pp. 11--20., diakses pada tanggal 25 November 2024

Yulcin, M. (2020) 'Jilbab Sebagai Gaya Hidup Wanita Modern di Kalangan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi', Jurnal Holistik, 13(3), pp. 1--14., diakses pada tanggal 24 November 2024

Yulikhah, S. (2017) 'Jilbab Antara Kesalehan Dan Fenomena Sosial', Jurnal Ilmu Dakwah, 36(1), p. 96. Available at: https://doi.org/10.21580/jid.v36i1.1627., diakses pada tanggal 24 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun