Ternyata saat itu, siswa bersalah tersebut sedang menebus kesalahannya, sedang menebus harga dirinya. Sehingga tidak ada lagi rasa bersalah, mungkin ketika berhadapan dengan saya ataupun teman-teman satu kelasnya. Sebenarnya bisa saja, saya menghukum siswa saya dengan kewajiban mengganti bola yang dia hilangkan. Namun, tentu saja dampak positifnya berbeda.
Ketika mempelajari segitiga restitusi, saya mengingat ke belakang, dan ternyata saya pernah beberapa kali melakukannya. Hanya saja, saya tidak tahu teorinya bernama segitiga restitusi.
Setelah mempelajari modul 1.4, saya menerapkan konsep-konsep inti dalam modul ini di kelas saya. Diantaranya, saya mulai menerapkan posisi kontrol restitusi ketika murid saya melakukan kesalahan. Saya melakukan percakapan dengan murid tersebut untuk memahami apa yang terjadi dan bagaimana murid dapat memperbaiki kesalahannya. Saya juga memberikan penguatan positif kepada murid tersebut ketika murid telah memperbaiki kesalahannya.
Dengan menerapkan posisi kontrol restitusi, saya merasa senang dan puas ketika murid saya dapat memperbaiki kesalahannya dan berperilaku jauh lebih baik. Berdasarkan pengalaman saya, saya merasa bahwa saya sudah cukup baik dalam menerapkan konsep-konsep inti dalam modul 1.4 Budaya Positif. Namun, saya masih perlu memperbaiki beberapa hal, yakni:
Membangun hubungan yang lebih positif dengan murid
Menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan dan aman
Memberikan penguatan positif yang lebih bermakna
Berdasarkan refleksi yang telah saya lakukan, saya akan melakukan hal-hal berikut ini untuk mengembangkan diri dalam menciptakan budaya positif: