Mohon tunggu...
Fitria Emeli M
Fitria Emeli M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi - Universitas SIber Asia

Untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi 10 Prinsip Jurnalisme di Era Modern: Masih Teguh atau Tergerus Perkembangan Zaman?

7 Desember 2024   02:30 Diperbarui: 7 Desember 2024   02:34 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurnalisme telah lama diakui sebagai pilar penting dalam menyampaikan informasi kepada publik dan menjaga demokrasi. Sebagai profesi yang memegang peran besar dalam membentuk opini publik, jurnalis diharapkan untuk mematuhi prinsip-prinsip etik yang telah ditetapkan dalam dunia jurnalistik.

Jurnalistik itu apa sih?

Jurnalistik adalah kata serapan dari "journalistric" atau "journalism" dalam bahasa Inggris yang artinya kewartawanan. Menurut Kovach dan Rosenstiel (2007), jurnalistik adalah suatu usaha untuk menemukan kebenaran dan menyampaikannya kepada publik. Mereka menganggap jurnalisme sebagai profesi yang berfungsi untuk memberi tahu masyarakat apa yang perlu mereka ketahui agar dapat hidup dengan lebih baik dalam masyarakat yang demokratis.

Jurnalistik mencakup berbagai jenis penyampaian informasi, seperti berita, laporan, wawancara, opini, dan analisis. Sebagai pelaku utama dalam profesinya, jurnalis memiliki tanggung jawab untuk menyajikan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan, menghindari adanya bias, serta memberikan penjelasan yang jelas agar publik dapat memahami isu-isu yang tengah terjadi.   

Prinsip-prinsip jurnalisme penting untuk menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap media. Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi, khususnya di era digital dan media sosial, muncul pertanyaan besar: apakah prinsip-prinsip dasar jurnalisme ini masih relevan dan diterapkan dengan konsisten oleh para jurnalis saat ini?. Berikut 10 Prinsip dari Jurnalisme

10 Prinsip Jurnalisme yang dirumuskan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam buku The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the Public Should Expect :

1. Tugas utama jurnalisme adalah memberitakan kebenaran

2. Loyalitas utama wartawan pada masyarakat

3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi

4. Wartawan harus independent

5. Jurnalisme harus memantau kekuasaan

6. Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari public

7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting itu menarik dan relevan

8. Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan proporsional

9. Wartawan harus mendengarkan hati nurani

10. Hak dan Kewajiban terhadap Berita

Dari 10 prinsip jurnalisme diatas, dalam era digital ini tampaknya menjadi tantangan tersendiri bagi jurnalis profesional.

Tantangan Baru di Era Digital

Perkembangan media sosial telah membawa perubahan besar dalam dunia jurnalisme. Di era digital, siapa pun dapat menjadi "jurnalis" dengan memposting informasi atau berita ke platform seperti Twitter, Facebook, atau YouTube. Meskipun akses informasi menjadi lebih mudah dan cepat, namun sering kali informasi yang disebarkan melalui media sosial belum tentu akurat dan tidak terverifikasi. Dalam hal ini, jurnalis profesional harus lebih selektif dan lebih berhati-hati dalam menyaring informasi.

Tekanan untuk menyebarkan berita dengan cepat semakin besar di dunia yang serba cepat ini. Media sosial mendorong banyak media untuk mempublikasikan informasi dengan segera, bahkan sebelum memastikan kebenarannya. Dalam kondisi ini, jurnalis terkadang harus mengorbankan akurasi demi kecepatan, meskipun hal ini dapat merusak kualitas laporan yang disajikan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dapat berujung pada penyebaran berita palsu yang belum diverifikasi dan sudah melanggar prinsip no 1 jurnalisme.

Selain itu, banjir informasi yang tersebar di platform media sosial memaksa jurnalis untuk bersaing dengan jumlah informasi yang sangat besar. Media sosial sering kali lebih mengutamakan sensasi dan opini ketimbang fakta yang objektif. Kondisi ini dapat memengaruhi pemberitaan di media mainstream, di mana jurnalis kadang lebih memilih mengikuti tren atau opini yang sedang berkembang di masyarakat, meskipun hal ini berisiko merusak prinsip keseimbangan dan objektivitas dalam jurnalisme.

Berdasarkan hasil penelusuran Tim AIS Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2023, dalam periode Agustus 2018 -- 31 Mei 2023 terdapat 11.642 konten hoaks yang telah teridentifikasi. Konten hoaks dalam kategori kesehatan paling banyak ditemukan mencapai 2.287 item hoaks. Selanjutnya, 2.111 konten hoaks kategori pemerintahan, 1.938 konten hoaks kategori penipuan, dan 1.373 konten hoaks kategori politik.

Contoh konten hoaks menurut Kompas.com tahun 2018 yang paling berdampak di masyarakat yaitu hoaks konspirasi imunisasi dan vaksin. Isu konspirasi terkait penyebaran virus atau penyakit melalui vaksin menyatakan bahwa vaksin yang digunakan untuk imunisasi mengandung sel-sel hewan, bakteri, virus, darah, dan nanah. Akibatnya, isu ini menimbulkan stigma negatif di masyarakat tentang imunisasi, yang menyebabkan keraguan bahkan ketakutan untuk memberikan imunisasi pada anak-anak mereka.

Dari data yang ada, terlihat dengan jelas bahwa masih banyak media dan jurnalis yang belum menerapkan prinsip-prinsip jurnalisme dengan baik. Padahal, prinsip-prinsip tersebut tetap relevan dan sangat penting di era digital saat ini. Sebaliknya, prinsip-prinsip jurnalisme ini justru dapat membantu jurnalis dan media untuk menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas, bermartabat, dan memberi manfaat bagi masyarakat. Selain itu, prinsip-prinsip ini juga berfungsi untuk melindungi jurnalis dan media dari potensi risiko hukum, etik, dan sosial yang mungkin muncul akibat pemberitaan yang mereka lakukan.

Di era digital yang serba cepat ini, tantangan besar bagi jurnalis adalah tetap menjaga kualitas pemberitaan tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar jurnalisme. Meskipun media sosial mempercepat aliran informasi, jurnalis harus tetap berpegang pada akurasi, independensi, dan verifikasi untuk mencegah penyebaran hoaks. Agar jurnalisme tetap relevan, perlu ada upaya bersama antara media, pemerintah, dan masyarakat untuk memastikan informasi yang sampai ke publik selalu dapat dipercaya. Dengan menjalankan prinsip-prinsip ini, jurnalisme akan terus menjadi landasan penting dalam menyajikan berita yang bermartabat dan berguna bagi masyarakat.

(Ditulis oleh Fitria Emeli Marie_240501010050)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun