Dalam kurun waktu 3 tahun sebelumnya beberapa negara mengalami musibah pandemi Covid-19 yang telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan bagi masyarakat khususnya bidang perekonomian. Bahkan data berdasarkan perhitungan Year On Year pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun 2020 menunjukan adanya pelemahan mencapai 2,97% dibandingkan dengan triwulan pertama pada tahun 2019 yaitu sebesar 5,07%. Data pada triwulan kedua juga kurang bersahabat dengan menunjukan kemunduran yang dalam sebesar - 5,32%, terburuk sejak tahun 1999. Data pada triwulan ketiga sebesar 3,49% dan triwulan ke empat sebesar 2,19%. Tentu hal ini dikarenakan adanya peningkatan angka pengangguran dan penduduk miskin sejak masa PHK di masa pandemi Covid-19.Â
Kemerosotan ekonomi yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat memang sebaiknya segera dituntaskan. Sepanjang tahun 2022 keadaan Indonesia sudah mulai bangkit dari wabah pandemi Covid-19. Hal yang harus tetap di perhatikan adalah bagaimana untuk membangkitkan kembali dan mempertahankan perekonomian negara. Peran yang dibutuhkan dalam hal tersebut yaitu peran generasi sekarang. Namun untuk mencapai tujuan mempertahankan kestabilan ekonomi negara dibutuhkan generasi berkualitas dan berwawasan luas.Â
Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi guna meningkatkan kualitas hidupnya. Secara umum pendidikan yang baik pada tiap individu pun dapat memberikan dampak yang terjamin untuk keberlangsungan suatu bangsa. Apabila suatu negara mampu mengatur strategi pendidikan di negaranya dan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka sumber daya manusia tersebut menjadi kunci terbaik untuk membawa negara pada kemajuan. Kemajuan tersebut bukan hanya dalam beberapa bidang saja, namun banyak bidang. Seperti bidang sosial, bidang politik, bidang agama dan bidang budaya bahkan ekonomi. Sekarang generasi muda harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai bakat dan minat yang ada dalam dirinya. Tentu saja bagi seluruh generasi yang sedang menempuh pendidikan harus dapat menanamkan jiwa literasi yang tinggi. Apabila generasi muda memiliki jiwa literasi yang cukup maka terpenuhi pengetahuannya dan jalan menuju kesuksesan akan mudah. Menanamkan jiwa literasi pada generasi muda dapat diawali sejak dini. Hal tersebut dapat dimulai dengan fokus kepada strategi yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru dan pemerintah yaitu dengan memahami adanya enam literasi dasar. Enam literasi diantaranya ; literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewarganegaraan. Hal ini sudah dipastikan sejak Direktorat Sekolah Dasar mengeluarkan buku yang berjudul " Yuk Mengenal 6 Literasi Dasar ".Â
Dengan adanya program enam dasar literasi yang diterapkan, baiknya memfokuskan ke salah satu poin dari ke enamnya yaitu tentang literasi baca tulis. Seperti yang telah diketahui membaca dan menulis merupakan dasar dari adanya literasi bagi setiap orang. Dimana telah kita ketahui, membaca menjadi kunci untuk dapat mempelajari dan memahami segala jenis ilmu pengetahuan, yang didalamnya mencakup informasi dan petunjuk untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan benar. Sedangkan menulis adalah bagaimana kita dapat menerapkan dan memberikan informasi kepada orang lain dengan sebuah media, baik itu kertas ataupun buku, bahkan untuk sekarang ini bukan hanya dengan media kertas saja namun media digital sudah mendominasi. Hal ini sangat dibutuhkan untuk merubah tingkat kualitas bagi setiap manusia khususnya msyarakat Indonesia. Program baca tulis sekarang masih tergolong rendah untuk lingkungan sekolah khususnya pada siswa, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranta kurangnya perhatian baik dari guru maupun orang tua siswa, tujuan pembelajaran yang tida tercapai dari yang telah ditentukan. Dengan program baca tulis diharapkan generasi muda dapat menjadi penggerak dan pelaku dalam rangka meningkatkan minat literasi pada generasi muda. Sehingga mampu membawa kehidupan negara menjadi lebih berkembangÂ
Literasi di Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan (KBBI). Keadaan pendidikan di Indonedia saat ini selain dipengaruhi oleh perkembangan zaman digital juga dipengaruhi oleh keadaan minat baca pada masyarakatnya. Salah satu hal yang tidak dapat dihindari dari adanya kecanggihan teknologi. Teknologi yang sangat mendominasi semua kalangan saat ini adalah internet. Adanya internet membuka ruang dunia dengan luas bahkan segala jenis informasi, pengetahuan dan berkomunikasi dikuasai lewat media handphone.3 Walaupun penguasaan secara hampir menyeluruh diduduki oleh teknologi internet ada hal yang harus diperhatikan, yaitu mengenai kemampuan untuk membaca, menulis dan memahami terkait sosial media. Literasi di Indonesia pada dasarnya merupakan salah satu hal yang dipercaya mampu meningkatkan kualitas SDM khususnya di Indonesia. Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi mengatakan " Pembudayaan Literasi ini sangat penting demi mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, yang akan memajukan Indonesia pada tahun 2045 ". Sayangnya sesuai dengan survey oleh Program for International Student Assesment (PISA) dengan Organization for Economic Cooperation and Development ( OECD ) sebagai perilis memberi hasil bahwa (PISA, 2019). Sementara itu UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 %. Artinya dari 1.000 orang di Indonesia hanya 1 yang memiliki minat baca. Literasi dikatakan sebagai istilah yang kompleks karena menyangkut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan didalamnya, walaupun pada beberapa waktu yang lalu literasi dianggap dengan tegas hanya sebatas membaca dan menulis namun istilah baca-tulis telah diimplikasikan menjadi lebih luas. Pandangan lain dari National Institute for Literacy, memberikan pengertian kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat. UNESCO memberikan pemahaman mengenai literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan itu diperoleh, siapa yang memperoleh dan bagaimana cara memperolehnya.
Baca Tulis sebagai Literasi Dasar
Semakin majunya suatu peradaban semakin kuatnya tantangan yang dihadapi tingkat kecerdasan dan pola pikir manusia yang ikut berkembang didalamnya menuntut untuk terus melakukan perubahan baik untuk diri sendiri maupun lingkungan. Seperti yang telah diketahui kualitas manusia menjadi peran utama dan hal yang diutaman untuk membawa suatu bangsa berkembang. Pembekalan kepada individu setiap manusia harus dimulai sejak dini, khususnya penanaman budaya literasi. Pada era sekarang ini literasi tidak hanya sebagai alat transformasi semata, namun dapat mempengaruhi kehidupan sosial. Kelebihan lain seorang menanamkan jiwa literasi ialah memperkuat kemampuan individu keluarga dan masyarakat untuk mengakses kesehatan, pendidikan serta ekonomi dan politik. Dalam hal ini literasi dasar dapat dijadikan kebijakan dalam pendidikan nasional. Ada beberapa hal yang diutamakan dalam program literasi dasar salah satunya yaitu program literasi baca-tulis. Program literasi baca tulis adalah salah satu dari enam literasi dasar yang dapat kita kuasai dan pantas untuk diterapkan untuk anak usia dini adalah program literasi baca tulis. Program ini dapat dijadikan sebagai dasar seseorang untuk menanamkan budaya literasi. Dalam program baca tulis, membaca dan menulis keduanya termasuk literasi yang memiliki keterkaitan dan memiliki nilai guna besar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Keterkaitan antara membaca dan menulis  dapat dilihat dengan adanya hubungan yang positif antar keduanya, masukan katakata dan gagasan didapatkan ketika kita membaca dan dari hasil bacaan tersebut dapat kita salurkan dan berikan kepada orang lain lewat tulisan dari yang didapatkan. Kelebihan menyeimbangkan antar keduanya adalah kita mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang kita rasakan lewat tulisan. Selain itu, secara tidak disadari kualitas hidup akan berubah menjadi lebih baik. Secara umum literasi baca tulis disebut sebagai awal dari segala atau disebut dengan dasar literasi karena memiliki sejarah yang cukup panjang. Literasi baca tulis ini dapat pula dikatakan induk literasi untuk kedepannya, meskipun pastinya akan terus mengalami perubahan secara terus menerus. Orang awam menilai literasu baca tulis adalah suatu langkah awal untuk menuntaskan buta aksara. Kemampuan orang pun akan meningkat apabila dapat memahami dengan baik literasi baca tulis, hal tersebut mampu membangun kehidupan sosial yang cukup baik. Forum Ekonomi Dunia tahun 2015 dan 2016 mengatakan bahwa literasi baca tulis sebagai pengetahuan baca tulis , kemampuan memahami baca tulis dan kemampuan menggunakan baca tulis. Jadi maksud dari hal ini adalah literasi baca tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca dan menulis segala sesuatu yang telah didapatkan dan dituangkan dalam bentuk tulisan.Â
Prinsip Dasar Pengembangan Literasi Baca Tulis Untuk Negeri
 Program enam literasi dasar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, khususnya program baca tulis yang dipercaya sebagai pondasi awal membangun generasi yang lebih berkembang dan aktif sesuai dengan perkembangan zaman tentu saja harus memiliki prinsip yang dipegang teguh agar dapat mengimplementasikan hal-hal yang menjadi tujuan dari adanya program literasi baca tulis ini. Berikut prinsip yang dapat diterapkan.Â
- Holistik ( Prinsip Keutuhan dan Menyeluruh ) Maksud dari prinsip holistik program baca tulis ini ialah dalam pengimplementasian tidak dapat terpisah dari berbagai aspek terkait lain dan menjadi bagian dari elemen dengan elemen lain. Contoh literasi baca tulis tidak akan terlepas dari literasi numerik, literasi finansial, literasi sains dan literasi budaya.
- Terintegrasi ( Keterpaduan ) Dalam penyusunan dan pelaksanaan strategi pada program literasi baca tulis harus memadukan dengan cara sistematis yaitu menghubungkan dan merangkaikan secara historis, harmonis dan merengkatkan anatara membaca dan menulis.Â
- Sustainabilitas ( Keberlanjutan ) Dalam penyusunan program literasi baca tulis tidak terlepas dari bahwa program ini harus menjadi program yang berkesinambungan ( berkelanjutan ) agar dapat terus memberikan dampak yang progresif terhadap perkembangan zaman di negara ini.Â
- Kontektualitas Adanya kebijakan, strategi perogram dan kegiatan literasi yang dijalankan untuk memenuhi tujuan harus tetap memperhatikan beberapa aspek didalamnya seperti aspek geografis, demografis, sosial dan kultural di Indonesia. Terlebih lagi karena memang beberapa SDM di Indonesia kebanyakan belum menggemari literasi.Â
- Responsif Kearifan Lokal Dalam pengembangan program literasi baca tulis harus tetap memperhatikan kuktural disetiap lingkungan yang akan dikembangkan program literasinya. Mengingat literasi baca tulis tidak berada diruang terpisah dengan nilai dan budaya dari sebuah masa. Â
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebuah negara membutuhkan pondasi yang kuat untuk dapat mengembangkan berbagai lini masa kehidupan. Adanya program enam literasi dasar khususnya literasi baca tulis dapat membantu dan meringankan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia khususnya di Indonesia yang dinilai sebagai negara berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H