"Ketika pasien diajak berdoa atau berdzikir, mereka merasa lebih kuat secara emosional. Mereka belajar menerima kondisi mereka sebagai bagian dari rencana Allah SWT yang penuh hikmah," ujarnya.
Chairul Huda Al Husna juga menegaskan bahwa pendekatan spiritual ini bukan hanya efektif tetapi juga sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia yang mayoritas religius. "Terapi ini selaras dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat kita, sehingga lebih mudah diterima dan dijalankan," katanya.
REKOMENDASI UNTUK PRAKTIK KEPERAWATAN
Penelitian ini memberikan wawasan baru bagi dunia keperawatan, khususnya dalam menghadapi pasien pra-operasi. Para perawat disarankan untuk mengintegrasikan terapi spiritual dalam perawatan mereka.
"Perawat memiliki peran besar dalam mendukung kesehatan mental pasien. Dengan mengajarkan doa atau mendampingi mereka berdzikir, kita dapat membantu mengurangi rasa takut mereka," ungkap Diah Atul Angga Fiari.
Penelitian ini tidak hanya relevan bagi dunia akademik, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Dengan memanfaatkan pendekatan sederhana seperti terapi spiritual, pasien dapat menghadapi prosedur medis dengan lebih tenang dan percaya diri.
"Ini adalah langkah kecil dengan dampak besar," tutup Nur Aini.
HARAPAN KE DEPAN
Tim peneliti berharap agar terapi spiritual ini dapat diterapkan secara luas di berbagai rumah sakit di Indonesia. Selain membantu pasien, pendekatan ini juga dapat memperkuat hubungan emosional antara pasien dan tenaga medis.
Dengan kombinasi antara ilmu pengetahuan dan pendekatan spiritual, keperawatan di Indonesia dapat semakin maju dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H